Mojokerto Sekilasmedia.com
Ratusan ikan yang berada dipetirtaan di Wisata Religi Jolotundo, Trawas, Kabupaten Mojokerto telah dimusnahkan, dengan alasan biar kembali pada kondisi semula, Jum’at ( 16/6/2023 ) sekitar jam 22.00 malam.
” Iya benar dibersihkan mas, di sterilkan tanpa ada ikan dipetirtaan dan dikembalikan pada asal semula, sebab air disini dianggap suci,” terang salah satu petugas dari BPCB ( Balai Pelestarian Cagar Budaya ) yang enggan disebut namanya malam itu
Sementara pegiat budaya yang akrap disapa Gus Kandeg asal Puri Mojokerto mengatakan bahwa ikan yang ada di petirtaan Jolotundo itu adalah merupakan keseimbangan alam.
Apalagi selama ini ikan- ikan besar dipetirtaan tersebut sangat menghiasi petirtaan Candi Jolotundo,” jelas Gus Kandeg
Apa yang ada di Candi Jolotundo itu merupakan bagian dari budaya dan tidak boleh dimusnahkan,” tandasnya.
Sementara salah satu pedagang sekitar Hadi, juga ada kekuatiran, takutnya pengunjung menurun, lantaran pengunjung yang datang selain ingin mengunjungi petirtaan candi Jolotundo, juga banyak pengunjung yang kagum dengan adanya ikan-ikan besar ditempat tersebut,” katanya.(wo)
sumber : sekilasmedia.com
.......
Candi Jolotundo dibuat oleh Raja Udayana yang merupakan raja dari Kerajaan Bedahulu dari Wangsa Warmadewa, Bali. Raja Udayana menikah dengan seorang putri Wangsa Isyana dari Kerajaan Medang yaitu Putri Gunapriya Dharmapatni. Pada masanya, Kerajaan Medang merupakan kerajaan yang cukup kuat di tanah Jawa. Bahkan Kerajaan Medang melakukan penaklukan di Bali, mendirikan koloni di Kalimantan Barat, dan melakukan serangan ke Kerajaan Sriwijaya. Pada tahun 991 masehi, Raja Udayana dan Putri Gunapriya Dharmapatni memiliki seorang anak yang bernama Airlangga. Pemberian nama Airlangga memiliki arti air yang melompat.
Candi Jolotundo merupakan wujud rasa cinta Raja Udayana dalam menyambut kelahiran Airlangga. Sehingga pada tahun 997 masehi, Raja Udayana membangun Candi Jolotundo. Namun terdapat sumber lain yang menyebutkan bahwa Candi Jolotundo merupakan tempat pertapaan dari Airlangga setelah mengundurkan diri dari singgasana Kerajaan Kahuripan dan digantikan oleh anaknya.
Kerajaan Kahuripan adalah kerajaan yang didirikan oleh Airlangga pada tahun 1009 masehi. Kerajaan Kahuripan merupakan lanjutan dari Kerjaaan Medang yang telah runtuh pada tahun 1006 masehi. Sumber lainnya juga mengatakan bahwa ketika masih berusia muda, Airlangga mengunjungi daerah Jolotundo dalam rangka untuk menenangkan jiwanya. Airlangga mandi di sumber mata air tersebut dan setelah mandi Airlangga merasakan ketentraman jiwa.
Candi Jolotundo terkenal dengan petirtaannya (pemandian). Konon keberadaan petirtaan tersebut ingin menjelaskan bahwa air yang keluar dari petirtaan tersebut adalah amerta yang seolah-olah keluar dari tubuh Mahameru. Air amerta adalah air yang digunakan dalam kehidupan manusia dan juga para dewa yang berfungsi sebagai air kebaikan untuk umat manusia.
Ещё видео!