Ada yang lebih bahaya dari Corona.
Yakni, PERPECAHAN BANGSA INDONESIA.
Media massa yang menyuguhkan berita menakutkan Corona secara berlebihan, yang dibantu oleh maraknya berita hoax membuat masyarakat semakin panik dan ketakutan. Ulah Media yang menyampaikan berita berlebihan :
• Stigma pemudik pembawa virus Corona
• Tim medis 88% menularkan virus
• Jenazah korban Corona tidak layak dishalatkan
• Dll.
Akhirnya masyarakat ikutan bertingkah berlebihan juga :
• Men jegat ambulan korban Corona di jalan
• Menolak jenazah korban dikubur di pemakaman
• Menjudge Tim medis pembawa wabah
• Tidak mau mengurus jenazah korban Corona
• Dll.
Ini masalah besar, sebab persatuan bangsa harusnya dapat dijunjung lebih tinggi daripada kesehatan warga.
Makanya sila ke-3 bunyinya "Persatuan bangsa Indonesia, bukan kesehatan bangsa Indonesia".
Leluhur bangsa kita dulu rela berdarah ditembak, nahan sakit waktu disiksa, badannya gatel2 karena sembunyi di semak2 yang ada ulet bulunya waktu perang vs penjajah, mereka mengenyampingkan urusan kesehatan pribadinya demi mewujudkan persatuan bangsa Indonesia, kenapa sekarang kondisinya terbalik seperti persatuan yang dihilangkan untuk mewujudkan kesehatannya? Ini kebalik, Ir. Soekarno, Moh Hatta, BJ. Habibie, Parto patrio beserta rangga pendiri Sunda empire pasti sedih melihat kondisi kita yg kaya begini.
Kemudian, dilema soal lockdown atau social distancing yang membuat kami semakin bingung. Aturannya sudah jelas diintruksikan presiden kita, PSBB, dipertegas dengan kalimat "pemerintah daerah dilarang membuat aturannya sendiri-sendiri".
Rakyat dibawah lagi ketakutan, elite di atas kebingungan, kota A patuh koridor pusat, Kota B buat lock down sendiri, Kota C bingung mau ngapain. Ini belum termasuk sama rakyat2 sok tau yg makin memperkeruh keadaan. Harusnya kita malu sama pak rangga, disaat pak rangga pendiri Sunda empire sudah jauh memikirkan bagaimana caranya bisa menguasai dunia, kenapa kita masih sibuk dengan persoalan lockdown atau PSBB yg lebih tepat?
Terus harus gimana? PSBB atau lockdown? Lah saya sendiri ngga tau, orang pemerintah yg pinter aja bingung apalagi saya.
Tapi setidaknya ada 3 cara untuk menyikapi aturan mereka.
1. Kalau aturannya jelas salah, maka kita wajib melawan (pramoedya) "Didiklah rakyat dengan organisasi dan didiklah penguasa dengan perlawanan.”
2. Kalau aturannya sudah benar, maka dukung dan patuhi (Najwa Shihab) "kita wajib mendukung yang benar, bukan asal memilih yang tenar"
3. Kalau gak tau benar salahnya, maka diam saja (bapak saya)
Dengan demikian, sebagai rakyat biasa aja yang kebetulan sedang ikut kebingungan, namun tidak ingin negeri ini kondisinya semakin keruh, maka saya akan memilih untuk diam saja nurutin bapak saya.
Sekian terimakasih-samasama.
Ricky Psikotropika (Manusia Penenang)
#COVID19 #CORONA
Ещё видео!