Kakek Seniornya Pierre Tendean Sang Cucu Kini Perwira Muda TNI
Kakek seniornya Pierre Tendean. Sang cucu kini perwira muda di TNI. Sementara sang ayah, jenderal purnawirawan didikan Kostrad.
Sang kakek bernama Try Sutrisno. Ya, Try Sutrisno, jenderal purnawirawan bintang empat ini memang satu almamater dengan Pierre Tendean, Ajudan Jenderal Besar Abdul Haris Nasution yang jadi korban penculikan dan pembunuhan gerombolan G30S PKI pada awal Oktober 1965.
Pierre Tendean dan Try Sutrisno sama-sama lulusan Akademi Teknik Angkatan Darat (Atekad) yang sekarang sudah dilebur ke dalam Akademi Militer (Akmil). Atekad dulu berkedudukan di Bandung. Atekad adalah akademi pencetak para perwira dari kecabangan zeni. Nah, Try Sutrisno dan Pierre Tendean adalah dua perwira dari sekian banyak perwira yang berhasil dicetak oleh Atekad.
Try Sutrisno merupakan lulusan Atekad tahun 1959. Sementara Pierre Tendean lulusan Atekad tahun 1961. Artinya, jika dilihat dari tahun kelulusan keduanya, Try Sutrisno adalah seniornya Pierre Tendean. Atau dalam kata lain, Pierre Tendean yuniornya Try Sutrisno.
Karir Try Sutrisno sendiri di TNI bisa dikatakan paripurna. Karirnya sempurna. Bahkan Try Sutrisno adalah lulusan Atekad paling sukses. Sebab, dia bisa meraih posisi yang paling diidamkan oleh para jenderal TNI yakni jadi Panglima TNI.
Ya, puncak karir Try Sutrisno di TNI adalah ketika diangkat jadi Panglima TNI pada 1988 menggantikan Jenderal Benny Moerdani, kawan dekatnya. Jenderal Try Sutrisno jadi Panglima ABRI sampai tahun 1993.
Try Sutrisno juga pernah jadi Pangdam Jaya. Pernah pula memegang jabatan Pangkostrad. Lalu naik kelas jadi Wakil Kasad sampai kemudian diangkat menjadi Kepala Staf TNI Angkatan Darat. Sampai kemudian didapuk jadi orang nomor satu di TNI atau jadi Panglima TNI yang ketika itu masih bernama Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI).
Tidak berhenti di situ, pada 11 Maret 1993, Try jadi Wakil Presiden mendampingi Soeharto yang pernah dikawalnya. Try Sutrisno sendiri jadi Wapres sampai dengan 11 Maret 1998. Ya, Try Sutrisno memang pernah jadi Ajudan Soeharto. Dia mulai jadi Ajudan Soeharto pada tahun 1974.
Nah, Try Sutrisno punya menantu bernama Ryamizard Ryacudu yang juga seorang tentara. Ryamizard menikah dengan salah satu anak Try Sutrisno yakni Nora Tristyana.
Ryamizard Ryacudu, menantu Try Sutrisno karirnya juga sukses di TNI. Pernah jadi Pangdam Jaya, Pangkostrad, lalu setelah itu jadi Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad). Jenderal Purnawirawan Ryamizard juga nyaris jadi Panglima TNI. Ketika itu dipenghujung kekuasaan Presiden Megawati Soekarnoputri, nama Ryamizard sempat dicalonkan sebagai calon Panglima TNI. Ketika itu yang jadi Panglima TNI adalah Jenderal Endriartono Sutarto.
Tapi, begitu Susilo Bambang Yudhoyono naik jadi Presiden, pencalonan Ryamizard dibatalkan. Susilo Bambang Yudhoyono yang juga seorang tentara, lebih memilih memperpanjang jabatan Endriartono Sutarto sebagai Panglima TNI. Maka gagallah Ryamizard Ryacudu jadi Panglima TNI. Padahal kalau Ryamizard jadi Panglima TNI, ia akan menyamai torehan karir mertuanya Jenderal Try Sutrisno.
Ketika Presiden Jokowi naik ke puncak kekuasaan, Ryamizard sempat ditarik ke kabinet untuk menjabat sebagai Menteri Pertahanan. Tapi di periode kedua Jokowi berkuasa, jabatan Menhan diberikan kepada Letjen Prabowo Subianto kawan satu angkatan Ryamizard di Akabri atau Akmil. Ryamizard dan Prabowo sama-sama lulusan Akabri pada tahun 1974.
Dari pernikahannya dengan
Nora Tristyana, Ryamizard dikaruniai tiga orang anak yakni Ryano Patria Amanzha, Dwinanda Patria Noryanzha dan Trynanda Patria Nugraha. Nah, anak keduanya Dwinanda Noryanzha mengikuti jejak ayah dan kakeknya berkarir di militer. Kini, Dwinanda Noryanzha sudah berpangkat Lettu. Namun memang tak banyak informasi tentang perjalanan karir Lettu Dwinanda Noryanzha, putra Jenderal Ryamizard dan cucu dari Jenderal Try Sutrisno.
Beberapa informasi yang terpublikasikan Lettu Dwinanda Noryanzha pernah bertugas di Yonif Para Raider 330/17/1-Kostrad. Lettu Dwinanda Noryanzha juga pernah ditugaskan ke Papua.
Ещё видео!