Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak mengajak para guru ikut menciptakan ekosistem inovatif. Harapannya, agar melalui cara tersebut para anak didik bisa menjadi active learner dan mampu berpikir kreatif dan tidak berbasis text book saja.
“Kita menginginkan anak-anak kita tidak hanya menjadi passive learner, karena sekolah tidak akan memberikan jawaban kehidupan tapi membekali untuk mencari jawabannya,” terang Emil sapaan akrab Wagub Jatim saat menjadi narasumber Seminar Nasional Pendidikan Tahun 2019 di Gedung Sasana Budaya, Universitas Negeri Malang (UM), Malang, Sabtu (27/4).
Wagub Emil menjelaskan, ekosistem untuk terus berinovasi merupakan salah satu cara untuk menjawab manajemen pendidikan di era revolusi industri 4.0 juga. Dalam penerapannya, terdapat tiga hal yang harus diaplikasikan yaitu kreatifitas, interaksi sosial, dan mobilitas.
“Jangan sampai di era revolusi industri kita akan kalah bersaing dengan teknologi, karenanya manusia harus berpikir kreatif, inovatif, serta tidak terlalu berpikir linear,” tukas orang nomor dua di Provinsi Jatim ini.
Ditambahkan, dunia kerja juga mengalami perubahan akibat adanya revolusi industri 4.0. Oleh sebab itu peran guru sangat dibutuhkan untuk menciptakan lulusan yang berkualitas. Perubahan dunia kerja tersebut antara lain pekerjaan dengan kemampuan matematika semakin dibutuhkan, semakin fleksibelnya perusahaan, dan penerapan teknologi digital.
“Komunikasi, kolaborasi dan berpikir kritis juga sangat dibutuhkan untuk pekerjaan yang bersifat sosial, ataupun yang berhadapan langsung dengan mesin,” tutur Wagub Emil yang pernah menjabat Bupati Trenggalek ini.
Menurutnya, inovasi di bidang manajemen pendidikan sangat diperlukan. Karena kebanyakan lulusan SMA ataupun Perguruan Tinggi cenderung kurang aktif sebagai wirausaha. Selain itu, berdasarkan data yang ada, pengangguran terbanyak justru didominasi SMA ke atas, dan lulusan SD sederajat relatif sedikit penganggurnya.
“Berdasarkan data SMA sederajat merupakan penyumbang pengangguran terbesar, dan kurang dari 30 % lulusan SMA yang berwirausaha,” ujar Wagub Emil sembari menambahkan bahwa sekitar 62 % lulusan SMK memiliki resiko tinggi terkena dampak otomatisasi.
Lebih lanjut disampaikan, berdasarkan tantangan tersebut, maka 8 standar nasional pendidikan harus diterapkan dengan optimal. Disamping itu, berbagai strategi juga harus diaplikasikan seperti penerapan dual track untuk SMA di Jatim.
“Jika anak SMA juga kita bekali keterampilan, maka anak SMK juga harus tetap dibekali dengan soft skill untuk karakter building,” tukas Wagub Emil.
Wagub Emil berharap, UM bisa terus berperan untuk mencetak profesional di bidang pendidikan dan bisa memastikan bahwa pendidikan bisa menjawab realita tantangan masa depan.
“UM merupakan stakeholder penting untuk ikut membangun pendidikan bangsa, karenanya mahasiswa mahasiswi nya harus menguasai skill digital yang menjadi prasyarat di era industri 4.0,” pungkasnya.
Turut hadir dalam kegiatan ini, antara lain jajaran pejabat di lingkup UM, akademisi dari beberapa perguruan tinggi di Malang, perwakilan guru-guru di Malang, serta para mahasiswa-mahasiswi UM. (*)
Sumber berita: ATV & Tribun News Surabaya
Ещё видео!