Amelia Ahmad Yani, putri ketiga Jenderal Ahmad Yani, ingat betul momen terakhirnya melihat sang ayah di rumah mereka.
Di tengah gelap malam pada 1 Oktober 1965, sejumlah pasukan Cakrabirawa menembak dan menculik Jenderal Ahmad Yani yang ketika itu menjabat Panglima Angkatan Darat.
Tujuh tembakan diletuskan, tubuh Ahmad Yani langsung terjatuh. Badannya penuh darah. Dalam kondisi itu, pasukan Cakrabirawa menyeretnya dan menculiknya entah kemana. Dua hari kemudian, jasadnya ditemukan bersama para jenderal lain di Lubang Buaya, Jakarta Timur.
Gerakan 30 September 1965 telah mengubah kehidupan Amelia sekeluarga, begitu pula peta politik saat itu yang akhirnya menjatuhkan Soekarno dan membawa Soeharto ke pucuk kekuasaan.
Ahmad Yani bersama enam jenderal lain dituduh akan mengkudeta Soekarno lewat isu Dewan Jenderal. Padahal, Yani dikenal sebagai jenderal kepercayaan dan kesayangan Soekarno. Tuduhan itu pun dibantah mentah-mentah Amelia.
Menurut Amelia, ayahnya seorang prajurit sejati, yang tak mau ambil pusing masalah politik yang sedang panas-panasnya saat itu. Namun, sikap lurus Ahmad Yani ini justru membuat dia tersandera isu kudeta.
Simak obrolan GASPOL! selengkapnya bersama Amelia Ahmad Yani.
00:00 Intro
02:55 Sosok Ahmad Yani sebagai ayah
09:23 Jenderal kesayangan Soekarno
12:53 Awal retaknya Ahmad Yani-Soekarno
14:46 Soekarno curigai Ahmad Yani
25:00 Sebelum G30S
31:15 Telepon misterius
30:33 Ahmad Yani ditembak dan diseret
38:30 Memori kemeja berdarah
51:15 Hubungan Soekarno dan keluarga Ahmad Yani Pasca G30S
54:23 Lahirnya Supersemar
56:21 Keadaan keluarga Pasca G30S
1:06:28 Isu terlibatnya Soeharto
1:10:40 Hubungan dengan keluarga PKI
1:12:45 Outro
Ещё видео!