Sebenarnya Sukma sejati, sukma jati, guru sejati atau guru murshid sama saja…cuma sebutannya saja yang berbeda…..ada juga yang menyebutnya dengan Nur Muhammad yang disebut Ruh idhlafi yang merupakan Hakikat Sukma dan ini merupakan kehendak dari Dzat Yang Maha Suci.
Nur Muhammad adalah hakikat sukma yang diakui keadaan Dzat dan merupakan perbuatan Atma dan menjadi Wahana dalam Alam Arwah ( Martabat 7 ) dan dari Nur Muhammad inilah yang menimbulkan Unsur-unsur Kehidupan yang menjadi Asal muasal Kehidupan.
Sukma sejati adanya pada kedalaman pribadi yang di pegang oleh Sang Pribadi…..melalui proses pengenalan diri sendiri maka muncullah cermin memalukan yang memberikan kenyataan kesadaran bahwa kotornya diri kita dan melalui proses selanjutnya maka kita bisa mulai mencari dan menemukan Sang Sukma sejati atau Adam Makna ……sama saja.
Dan dalam proses menemukan yang di butuhkan adalah totalitas Kesadaran, Keikhlasan, Ketulusan dan Kebulatan Tekad hanya untuk MencintaiNya seutuhnya ……tanpa ketakutan akan neraka atau keinginan akan sorga….yang ada hanya Dia.
Kadang ada yang menyamakan antara sukma sejati dengan saudara 4 …ini sesuatu yang berbeda walaupun asalnya memang dari perbendaharaan saudara 4 tetapi yang sudah di sempurnakan atau di tundukkan oleh Sang Penguasa Sukma.
Kalo pengisian secara instant mengenai sukma sejati, mungkin ini bukan sukma sejati tetapi di sebut punden sari atau saudara 4, dan ini adalah tahap awalnya saja, karena untuk menemukan Penguasa Sukma ( sukma sejati ) melalui proses dan halangan yang cukup sulit, apalagi kalo dalam hidup kita masih sering tergoda kehendak jasad.
Dan sebetulnya bukan diisi, tetapi dibukakan pintunya melalui cakra-cakra yang berada tubuh kita sehingga bisa membangkitkan daya alam bawah sadar kita dan memungkinkan diri kita melakukan sesuatu di luar nalar.
Kenapa saya sebut sebuah perjalanan.
Karena ini semua harus kita jalani sendiri, dengan mulai dari sebuah keraguan, pencarian, penemuan, pemahaman, kesadaran dan penyatuan…..dalam sebuah cinta kasih yang tulus, dengan pengorbanan yang tak terkira untuk sampai kesana…untuk sampai ke pantai dan melihat samudera…untuk melihat dimana semua sungai bermuara ( kembali ).
Seperti Bima bertemu Dewa Ruci.
Bagaimana pertama kali kita akan dihadang oleh nafsu 4 perkara…..mula-mula sinar lutam, sinar merah, sinar kuning, sinar putih.
Berakhirnya perjalanan ….Pada zaman karamatullah kelak, waktunya maqamijabah, yakni terkabulnya segala sesuatu, segala apa yang dikehendaki terlaksana, karena lenyapnya Mutdah yang merupakan Dzat hamba, tinggallah Wajah yaitu Dzat Tuhan yang bersifat kekal.
Menuju cinta sejati …..adalah sebuah perjalanan yang penuh pengorbanan, saat hidup di kuasai rahsa maka nafsu menguasai jiwa, dan kita tidak akan mendapatkan atau menemukan apa-apa semuanya hanya semu, tidak abadi dan kekal.
Betul sekali bahwa ortu, anak istri…dan semua yang kita dengar, lihat, rasa, endus…semuanya hanyalah pinjaman dan akhirnya toh harus kembali ke asal….itulah yang dinamakan Kesadaran…
Jalan bertemu suksma sejati……adalah dengan menemukan Kesadaran dengan membersihkan jiwa, mengendalikan nafsu 4 menembus 3 cahaya akhir … pertama ; ikhlas, kedua ; rela pada hukum kepastian Allah, ketiga ; agar merasa tidak memiliki apa-apa, keempat ; harap berserah diri pada kehendak Allah Taala ….tidak ada yg menyerupainya ….kecuali anda tahu tempatnya, disinilah kadang di perlukan pembimbing…karena kadang banyak yang serupa atau menyerupai…tapi bukanlah yg sebenarnya.
Dalam Kehidupan ini faktor yang sering dilupakan kita sebagai manusia yang kadang mentang-mentang sebagai khalifah ( pemimpin ) dan merupakan Tajali ( perwujudan ) dari Sang Maha Sempurna, adalah dari mana kita ” berasal ” dan bagaimana kita ” kembali ke asal “.
Sehingga kadang kita melupakan bahwa kita terdiri dari 2 bagian…..yaitu yg bernama “Jasad” ( raga )dan “Ruh” ( jiwa )……dan dalam menempuh hidup dan kehidupan, biasanya kita lebih banyak termakan dogma dari sebuah kehidupan yang mengandalkan atau menampilkan baju dari masing-masing sehingga hakikat atau makna dari dalam bajunya jarang tersentuh.
Bagaimana Jasad atau raga itu adalah sebagai baju dari Ruh atau jiwa….jiwa menemukan raga begitu di dunia…..dahulu disana tiadalah memerlukan baju atau apapun, raga memerlukan makanan, minuman dan kebutuhan lainnya untuk bertahan di dunia, sedangkan jiwa merindukan tempatnya yang dahulu, dimana tidak memerlukan apapun di alam adam makdum…..
Bagaimana sebuah raga begitu memerlukan perjuangan untuk bertahan hidup di dunia sehingga akhirnya kadang berbenturan dengan keinginan ruh yang tidak merindukan apa-apa, tetapi ruh tanpa raga adalah bukan siapa-siapa karena Keagungan Perwujudan Dzatullah tidak akan terlihat.
Ещё видео!