JAKARTA, KOMPAS.TV - Koordinator Emak-Emak Militan Aksi 212 mengatakan ada sekelompok orang yang ingin menghilangkan kewarganegaraan pimpinan FPI Riqiez Shihab. Namun, kali ini orasi yang ingin disampaikan bukan berfokus mengenai Rizieq Shihab melainkan soal dukungan untuk pemberantasan korupsi.
Ia juga mengatakan bahwa Emak-Emak di Indonesia menderita karena harga cabai naik, tarif dasar listrik naik, BPJS naik. Menurutnya ini ada sebabnya mungkin karena Menteri Keuangan Sri Mulyani kebingungan cari dana.
Koordinator Emak-Emak ini juga mengatakan adanya kebocoran APBD DKI Jakarta 2013 sebesar lebih dari 1,54 triliun rupiah terkait impor busway saat Jokowi menjabat Gubernur DKI Jakarta, kemudian mengenai pertanggungjawaban program KIS, KIP dan pengalihan subsidi BBM untuk pembangunan infrastruktur saat Jokowi menjadi Presiden, menurutnya faktanya sampai saat ini negara masih terus berhutang.
Bukan hanya Jokowi, Koordinator Emak-Emak militan ini juga menyinggung nama Megawati Soekarnoputri, Luhut Binsar Pandjaitan, Rini Soemarno dan Surya Paloh.
Mantan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok juga disinggung. Menurut Koordinator Emak-Emak ini Ahok melakukan kebocoran anggaran DKI 2014 senilai 2,16 triliun rupiah dan mark-up anggaran Sumber Waras.
Orasi ini dilakukan saat aksi 212 di Kawasan Patung Kuda, Monas, Jakarta Pusat pada 21 Februari 2020.
Ещё видео!