#kerajaanTatarPasundan
#GaluhSundaPajajaran
Raja Sanjaya
Ia merupakan raja yang menyatukan antara Kerajaan Galuh dengan kerajaan Sunda, kemudian memerintah dengan baik. Setelah situasi cukup aman, kerajaan ini kemudian dipecah kembali menjad Sunda dan Galuh, dimana Sanjaya memberikan Galuh untuk anaknya.
Linggabuana
Merupakan ratu untuk kerajaan Sunda-Galuh di masa kepemimpinan Hayam Wuruk dan Gadjah Mada dari Majapahit. Dikatakan bahwa Majapahit hampir menguasai seluruh Nusantara, namun tidak sampai menyerang kerajaan yang dipimpin oleh Linggabuana dan anaknya tersebut, Dyah Pitaloka Citraresmi.
Masa Kejayaan Kerajaan Galuh
Kerajaan Galuh tidak memiliki detail secara rinci mengenai bagaimana dan apa yang terjadi di dalam kerajaan tersebut selama masih eksis. Sebab perpindahan ibu kota dan pergantian namanya masih dipelajari oleh sejarawan, apakah ia masuk sebagai kerajaan Sunda, Padjajaran, atau Galuh.
Untuk masa kejayaannya, Kerajaan Sunda-Galuh dipimpin oleh Prabu Siliwangi, yang kemudian disebut sebagai Padjajaran untuk waktu tertentu. Di masa tersebut, rakyat hidup dengan baik dan perkembangan ekonomi berlangsung pesat.
Penyebab Runtuhnya Kerajaan Galuh
Raja terakhir dari kerajaan ini adalah Prabu Suryakencana, yang memiliki agama Hindu. Saat itu, perkembangan kerajaan Islam cukup pesat dan membuat kebijakan untuk melakukan perluasan wilayah. Kerajaan Banten merupakan satu kerajaan yang menjadi kemudian menjadi penyebab runtuhnya kerajaan ini.
Saat itu, kerajaan Banten dipimpin oleh Maulana Yusuf, yang datang dan menyerang secara fisik kerajaan pimpinan Prabu Surya Kencana sampai hancur. Setelah diserang oleh Kerajaan Banten, kerajaan ini yang saat itu menjadi Padjajaran habis dan tidak melakukan pembalasan ulang.
Prasasti Galuh
Merupakan prasasti yang menjadi tanda bahwa kerajaan ini pernah benar-benar berdiri. Saat ini prasasti ini disimpan di Museum Nasional Indonesia, dengan ukuran yang terbilang cuku kecil, yakni 51 cm. ia dituliskan diatas sebongkah batu yang dipahat menggunakan aksara Sunda Kuno.
Prasasti Rumatak
Sama sepeerti sebelumnya, prasasti ini ditemukan dan diidentifikasi sebagai peninggalan kerajaan ini. Ukurannya 85 cm dengan lebar 62 cm, ditulis dan dipahat di batu dengan menggunakan 3 baris aksara Sunda Kuno. Isi dari prasasti tersebut adalah pendirian Kerajaan Rumatak oleh Sang Hyang.
Situs Geger Sunten
Merupakan peninggalan yang masih terlihat secara jelas di Ciamis, yang dulunya merupakan tempat persembunyian Aki Balangtarang ketika masih menjadi abdi kerajaan ini. Di situs ini, pengunjung bisa melihat batu yang dulunya digunakan oleh Ciung Wanara sebagai petilasan ketika Kerajaan Galuh masih berkuasa.
Ещё видео!