TRIBUN-VIDEO.COM - Razan al Najjar adalah perawat Palestina yang dinyatakan tewas terbunuh sniper Israel Jumat (1/6/2018).
Perawat 21 tahun tersebut sedang mencoba membantu pengunjuk rasa yang terluka di perbatasan Gaza.
Dari seberang pagar, dua atau tiga peluru meluncur dan tepat mengenai bagian dadanya.
Setelah peristiwa menyedihkan itu, akun Instagram @the_emancipated mengunggah sosok sniper yang telah menembak mati Najjar.
Menurut keterangan, sniper Israel yang menembak Najjar adalah seorang wanita bernama Rebecca.
Melansir Grid.ID pada Senin (4/6/2018), Rebbeca diketahui bukan orang Israel asli melainkan warga negara Amerika Serikat yang tinggal di Boston.
"Inilah orang bernama Rebecca (kiri) dari Boston, dialah yang membunuh Razan Al Najjar (kanan), seorang paramedis dari Palestina berusia 21 tahun," tulis keterangan di akun itu.
Akun tersebut juga menjelaskan bahwa Rebecca tidak punya hubungan apapun dengan Palestina.
Rebecca yang bergabung dengan Israel di usia 18 tahun itu membantu pasukan untuk melakukan genosida.
"Meski berkewarganegaraan Amerika Serikat, pada usia 18 tahun ia meninggalkan semua yang ia punya untuk datang ke Israel dan tinggal di sana.
Ia mendaftar masuk ke Pasukan Pengaman Israel (IDF) sebagai tentara yang memiliki spesialisasi di bidang pendidikan.
Tetapi setelah itu, ia memutuskan bahwa ia lebih cocok di lapangan.
Saat ini, ia merupakan tentara terlatih di Intelijen Lapangan IDF, mempertahankan rumah yang ia tahu dan ia cintai," dikutip dari laman Facebook IDF.
Kematian Najjar membuat Menteri Kesehatan Palestina, Jawad Awwad, menyebut tindakan Pasukan Pertahanan Israel (IDF) masuk dalam kategori kejahatan perang.
"Aksi pasukan Israel merupakan bentuk pelanggaran langsung konvensi internasional," kecam Awwad seperti dilansir Russian Today.
Sementara Menteri Kehakiman Palestina, Ali Abu Diak, mendesak agar Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) mengambil tindakan.
"Saya meminta ICC untuk mendokumentasikan kebrutalan Israel, dan menyeret mereka yang bertanggung jawab atas kejahatan perang," kata Diak.
Juru bicara IDF tidak memberikan penjelasan atas insiden itu.
Sementara itu, Najjar merupakan orang Palestina ke-119 yang tewas sejak protes Great Return March yang dimulai bulan Maret.
Kematian Najjar merupakan satu-satunya kematian yang terdaftar pada hari Jumat. (*)
Ещё видео!