Ilustrasi perang Makassar & Bugis (Karaeng Bontolangkasa & La Maddukelleng) melawan VOC Belanda
April 1739
Pasukan La Maddukelleng (Arung Matowa Wajo) berangkat ke Gowa untuk bergabung dengan pasukan Gowa pimpinan Tomabbicara Butta Gowa La Mappasappe Karaeng Bontolangkasa untuk membebaskan sulawesi selatan dari VOC Belanda yang meduduki kesultanan Gowa di Makassar setelah perlawanan Sultan Hassanuddin dipadamkan pada 1669.
10 April 1739
Pasukan Karaeng Bontolangkasa dan La Maddukelleng berhasil menguasai pusat pemerintahan Kesultanan Gowa.
18 April 1739
Pasukan Karaeng Bontolangkasa berhasil mengambil alih kota Makassar (ibukota kesultanan Gowa) dan diangkat menjadi Sultan Gowa XII, memakzulkan Sultan Abdul Khair Almansyur yang masih belia dan menjadi boneka VOC Belanda.
Akibat serangan gabungan dari Pasukan Makassar pimpinan Karaeng Bontolangkasa dan Pasukan Bugis pimpinan La Madukelleng, posisi VOC Belanda di Sulawesi Selatan tereduksi hingga bertahan di Fort Rotterdam saja.
Karaeng Bontolangkasa sebagai Sultan Gowa membuat aliansi pertahanan dengan Arung Kaju dari Bone.
16 Mei 1739
Pasukan Karaeng Bontolangkasa dan pasukan La Maddukelleng menyerang posisi Belanda di Makassar, ibukota kesultanan Gowa yang telah diduduki oleh VOC Belanda.Pertempuran sengit berlangsung dan VOC Belanda terjepit di Fort Rotterdam selama berbulan bulan.
17 Juli 1739
Pasukan VOC Belanda dapat menerobos pengepungan pasuklan Makassar & Bugis Serta menguasai kembali kota Makassar.
8 September 1739
Karaeng Bontolangkasa (sultan Gowa XII) meninggal akibat tertembak pada perang melawan VOC Belanda di Bonto Parang. La Maddukelleng beserta pasukannya mundur ke Wajo dan melanjutkan perlawanan terhadap VOC Belanda di Sulawesi Selatan.
Sumber :
Muhammad Abduh (1985) Sejarah Perlawanan Terhadap Imperialisme dan Kolonialisme di Sulawesi Selatan.Direktorat Jenderal Kebudayaan
Abdurrazak Daeng Patunru (1969) Sedjarah Gowa.Jajasan Kebudajaan Sulawesi Selatan dan Tenggara.
Benteng Ujung Pandang (Fort Rotterdam) Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Suaka Peninggalan Sejarah dan Purbakala Sulawesi Selatan, 1986
Ahyar Anwar, Aslan Abidin (2008) Tokoh-tokoh di balik nama-nama jalan Kota Makassar. Indonesian Culture Watch.
Mirnawati (2012) Kumpulan Pahlawan Indonesia Terlengkap.Cerdas Interaktif
William Cummings (2011) The Makassar Annals. Brill
Jacobus Noorduyn (1955) Een Achttiende-Eeuwse Kronik van Wajo.The Hague.
Anthony Reid (1993) The Making of an Islamic Political Discourse in Southeast Asia. Monash University.
Cuplikan klip diambil dari:
Anna and the King (1997)
Malin Kundang (1971)
Merah Putih 3 : Hati Merdeka (2011)
Horatio Hornblower series (1998)
Gending Sriwijaya (2004)
Di Ujung Badik (1971)
Datu Museng & Maipa Deapati (2018)
Saur Sepuh Serial (1993-1994)
Raja Melewar (1998)
Cut Nyak Dhien (1988)
Fatahillah (1998)
Mata Pena Mata Hati Raja Ali Haji (2009)
Arka : Raja Haji (2014)
Sumpah di Bumi Merkah (1981)
King Naresuan 5 (2014)
Siyama (2008)
The Black Corsair (1976)
Barry Lyndon (1975)
Michiel de Ruyter (2015)
Sema: The Warrior of Ayutthaya (2003)
Max Havelaar (1976)
swashbuckler (1976)
La Révolution Française (1989)
Ещё видео!