KOMPAS.TV - Di penghujung tahun, posisi keuangan negara masih defisit 883, 7 triliun. Angka ini setara dengan 5,6 persen produk domestik bruto, yang artinya belanja kita lebih besar dibandingkan pendapatan.
Per November 2020, Kementerian Keuangan mencatat negara mampu memperoleh pendapatan sebesar 1.423 triliun atau 83,7 persen dari target APBN.
Sementara dari sisi belanja, sudah terealisasi 2.36,7 triliun rupiah. Kurang 15,8 persen dari target yang harus dipenuhi di bulan terakhir yakni di bulan desember ini.
Hampir 80 persen pendapatan negara berasal dari pajak. Namun, dengan kondisi pandemi, sulit mengharapkan penerimaan pajak yang tinggi, karena aktivitas ekonomi sangat terbatas.
Kita lihat dari beberapa sektor industri. Penerimaan pajak dari sektor pertambangan, penerimaan pajak turun drastis hingga minus 43,63 persen.
Sementara dari konstruksi dan real estate minus 20,75 persen dan dari sektor perdagangan dan industri pengolahan, turun di kisaran 19 persenan.
Meski demikian, kondisi berangsung membaik hingga penghujung tahun ini.
Di masa pandemi, kementerian sosial mencatatkan realisasi belanja kementerian terbesar yakni 129,6 triliun rupiah.
Disusul oleh kementerian pertahanan di 103,2 triliun dan kementerian kesehatan sebesar 83,7 triliun.
Lonjakan fantastis belanja kemensos dan kemenkes ini, tak terlepas dari kebutuhan untuk penyaluran stimulus sosial dan penanganan covid-19.
Dengan belanja sebesar ini, pengawasan pun mesti ketat agar tak bocor di sana sini.
Ещё видео!