Anjuran Perjalanan di Bandara-bandara Angkasa Pura II Klik disini.
X
Angkasa Pura

Relasi Bisnis
Bandara Kami
Bandara Kami
PT Angkasa Pura II mengelola 20 bandara utama yang tersebar di Indonesia.
Pilih salah satu bandara untuk melihat informasi
Bandara Internasional Soekarno Hatta Bandara Internasional Halim Perdana Kusuma Bandara Internasional Kualanamu Bandara Internasional Supadio Bandara Internasional Minangkabau Bandara Internasional Sultan Syarif Kasim II Bandara Internasional Husein Sastranegara Bandara Internasional Sultan Iskandar Muda Bandara Internasional Raja Haji Fisabilillah Bandara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin II Bandara Sultan Thaha Bandara Depati Amir Bandara Internasional Silangit Bandara Internasional Kertajati Bandara Internasional Banyuwangi Bandara Tjilik Riwut Bandar Udara Internasional Radin Inten II Bandar Udara Internasional H.A.S. Hanandjoeddin Bandara Fatmawati Soekarno Bandara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin II
Bandara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin II
Sub Menu
10

Bandara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin II
Bandar Udara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin II (bahasa Inggris: Sultan Mahmud Badarudin II International Airport) (IATA: PLM, ICAO: WIPP) adalah Landas Pacu aspal ukuran landas pacu 9.843ft dan 3.000m Dari bandar udara internasional yang melayani kota Palembang, Sumatera Selatan dan sekitarnya. Bandara ini terletak di wilayah KM.10 Kecamatan Sukarame. Bandara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin II dioperasikan oleh PT Angkasa Pura 2. Nama bandara ini diambil dari nama Sultan Mahmud Badaruddin II (1767-1862), seorang Pahlawan Nasional Indonesia melawan VOC-Belanda yang pernah memimpin Kesultanan Palembang Darussalam (1803-1819). Panjang landasan pacu (runway) Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II sehingga menjadi 11/29 berukuran 3571 oleh 45 meter (11716 ft × 148 ft), lebar 45 meter di atas permukaan Aspal sejak September 2014.
Pada tanggal 1 Januari 1920, karena suatu hal konsesi atas tanah perkebunan itu berpindah tangan kepada Palembang Maatschappij (Palembang MIJ) atau NV Palembang Maskapai. Tahun itu terdapat kabar pionir penerbang bangsa Belanda dikepalai oleh Jan Pieterszoon Coen akan menerbangkan pesawat kecilnya Fokker dari Eropa ke wilayah Hindia Belanda dalam waktu 20 jam terbang. Maka Palembang MIJ yang memegang konsesi atas tanah itu, menyediakan sebidang lahan untuk diserahkan sebagai lapangan terbang pertama di Kota Palembang.
Pada tanggal 1 Januari 1950, bandara ini menjadi lapangan udara bersama baik untuk kegunaan sipil status bandara ini menjadi Bandar Udara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin II. Pada tanggal 1 Januari , bandara ini resmi dikelola oleh Manajemen PT (Persero) Angkasa Pura II. Pada saat Provinsi Sumatera Selatan resmi terpilih sebagai tuan rumah PON XVI tahun 2004, pemerintah berupaya untuk memperbesar kapasitas bandara sekaligus mengubah status bandara ini menjadi bandara internasional. Gedung terminal baru Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II akhirnya berhasil rampung dan diresmikan pada 1 Januari 1990.
Bandara ini telah resmi menjadi bandara bertaraf internasional dan bisa didarati oleh pesawat yang berbadan besar pada 1 Januari 1970. Pengembangan bandara tersebut mulai dilakukan pada 1 Januari 1990 dengan total biaya Rp366,7 miliar yang berasal dari ';'Japan International Bank Corporation';' Rp251,9 miliar dan dana pendamping dari APBN sebesar Rp114,8 miliar Dengan 12 Kota Dengan Penerbangan Domestik Langsung Dan 3 Kota Dengan Penerbangan Internasional Langsung.
Antara perkembangan yang dilaksanakan adalah perpanjangan landas pacu sepanjang 300 meter x 60 meter menjadi 3.000 meter x 60 meter, pembangunan tempat parkir kendaraan seluas 20.000 meter yang dapat menampung 1.000 kendaraan serta pembangunan gedung terminal penumpang tiga lantai seluas 13.000 meter persegi yang dapat menampung 1250 penumpang, dilengkapi garbarata (aerobridge) dan terminal kargo dan bangunan penunjang lainnya seluas 1.900 meter persegi.
Hasil pengembangan ini membuat Bandara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin II dapat didarati pesawat Airbus A330, Boeing 747, Boeing 777, dan sejenisnya. Selain itu, arus penumpang diproyeksikan akan naik dari 7.720 penumpang menjadi 16.560 penumpang. Setelah itu akan ada pembangunan jalan tol Indralaya-Palembang-Bandara Sultan Mahmud Badarudin II untuk mempermudah akses ke Bandara.
Ещё видео!