REMBANG, KOMPAS.TV - Penyakit mulut dan kuku (PMK) kembali menjangkit sapi-sapi di Rembang, Jawa Tengah.
Meningkatnya kasus PMK membuat para peternak cemas akan kesehatan ternak mereka.
Para peternak mengharapkan solusi untuk mencegah penyebaran penyakit pada sapi yang sehat, agar mereka tidak menanggung kerugian.
Sebagai langkah antisipasi, peternak rutin membersihkan kandang dan memberi vitamin tambahan untuk meningkatkan daya tahan sapi.
Menurut data Dinas Pertanian dan Pangan Rembang, dalam waktu satu bulan terakhir tercatat ada 37 ekor sapi yang terpapar PMK, empat di antaranya mati.
Kasus PMK di Rembang sudah meluas ke 15 desa di 14 kecamatan. Pemerintah Kabupaten Rembang berencana memeriksa kesehatan sapi dan menyemprotkan disinfektan di pasar-pasar hewan.
Kasus 300 ekor sapi yang terinfeksi penyakit mulut dan kuku direspons Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Kediri dengan memeriksa sapi-sapi di Pasar Hewan Tertek di Kecamatan Pare.
Dalam pemeriksaan itu, petugas menemukan tiga ekor sapi yang terindikasi terinfeksi penyakit mulut dan kuku.
Sapi yang diduga sakit segera dibawa keluar dari pasar hewan untuk mencegah penularan kepada sapi yang sehat. D
ata terakhir mencatat, sebanyak 369 ekor sapi di Kabupaten Kediri terjangkit PMK, dengan 20 di antaranya mati.
Pedagang di Pasar Hewan Tertek mengeluhkan penyakit PMK yang berdampak pada penjualan yang menurun drastis.
Biasanya, dalam sehari para pedagang bisa menjual hingga 3 ekor sapi, tetapi sekarang hanya laku terjual satu ekor saja.
Petugas Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Pare memberikan vitamin tambahan kepada pedagang sapi dan mengimbau mereka untuk menjaga kebersihan agar sapi tetap sehat.
Baca Juga Kementan Minta Peternak Siaga Wabah Penyakit Mulut dan Kuku pada Sapi, Puncaknya Maret 2025 di [ Ссылка ]
#pmksapi #penyakitsapi #rembang
Artikel ini bisa dilihat di : [ Ссылка ]
