Global warming adalah proses peningkatan suhu rata-rata global Bumi dalam jangka
waktu yang relatif singkat, yang secara utama disebabkan oleh aktivitas manusia. Proses ini
terjadi ketika gas rumah kaca seperti karbon dioksida (CO2), metana (CH4), dan nitrous
oksida (N2O) bertambah dalam atmosfer, menangkap panas dari matahari dan
mengubahnya menjadi energi termal. Beberapa faktor utama yang menyebabkan global
warming adalah pembakaran bahan bakar fosil untuk energi, deforestasi, dan polusi industri.
Peningkatan suhu global memiliki dampak yang luas dan serius terhadap lingkungan
dan kehidupan manusia. Antara lain, ini termasuk pencairan es di kutub dan gletser, naiknya
permukaan air laut, perubahan pola cuaca ekstrem seperti badai yang lebih kuat dan banjir
yang lebih sering, serta ancaman terhadap keanekaragaman hayati.
Upaya untuk mengatasi global warming termasuk pengurangan emisi gas rumah
kaca dengan beralih ke energi terbarukan, meningkatkan efisiensi energi, dan menjaga
hutan serta lahan basah sebagai penyerap karbon alami. Tanggapan global terhadap
tantangan ini penting untuk melindungi planet kita dari konsekuensi yang lebih buruk di
masa depan.
Pemerintah Indonesia telah menyiapkan peta jalan transisi menuju energi netral
mulai tahun 2021 sampai 2060. Energi Baru Terbaharukan (EBT) diharapkan sudah
mencapau 87% di 2050 dibarengi dengan tidak melakukan penjualan mobil konvensional
dan konsumsi listrik 4.299 kWh/kapita. Terakhir, pada 2060 bauran EBT telah mencapai
100% yang didominasi PLTS dan Hydro serta dibarengi dengan penyaluran jaringan gas
sebanyak 23 juta sambungan rumah tangga, kompor listrik 52 juta rumah tangga,
penggunaan kendaraan listrik, dan konsumsi listrik menyentuh angka 5.308 kWh/kapita.
(RWS)
Penyesuaian target transisi Energi Baru Terbaharukan (EBT) harus dilakukan karena
Indonesia sudah menandatangani Paris Agreement untuk mengurangi emisi karbon
mencapai 29% di tahun 2030 dan 2060 sudah harus zero net emission.
Ещё видео!