Disrupsi adalah sebuah era terjadinya inovasi dan perubahan besar-besaran yang secara fundamental yang mengubah semua sistem, tatanan, dan landscape yang ada ke cara-cara baru.
Banyak orang yang mengatakan sebagai era disrupsi, dimana banyak hal-hal baru bermunculan yang sebelumnya tidak pernah terfikirkan oleh cara konvensional dan sebaliknya tak kalah banyak juga bisnis yang terlempar dari pasar. Kondisi dan kejadian seperti inilah yang melatar belakangi banyaknya orang menyebut tahun 2020 sebagai era disrupsi.
Namun sebenarnya apa arti disrupsi itu sendiri? Bagaimana hal ini dikaitkan dengan teknologi dan bisnis? Yuk kita obrolin di Winko Ngopi "Ngobrol Penuh Inspirasi"
Yang belum subscribe silahkan klik disini 👉 @WinkoNgopibahagia
Apa itu Disrupsi?
Disrupsi adalah sebuah era terjadinya inovasi dan perubahan besar-besaran yang secara fundamental yang mengubah semua sistem, tatanan, dan landscape yang ada ke cara-cara baru. Akibatnya pemain yang masih menggunakan cara dan sistem lama kalah bersaing.
Hal ini juga sejalan dengan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) yang mengartikan disrupsi sebagai sebuah hal yang tercabut dari akarya.
Istilah disrupsi ini sebenarnya sudah ada sejak lama, namun istilah ini kembali populer setelah Clayton M. Chirtensen, yakni seorang guru besar di Havard Business School menyebut istilah disrupsi dalam bukunya ‘The Innovator Dilemma‘.
Lebih jauh, buku ini memberi penjelasan bagaimana perusahaan besar yang sudah memiliki banyak sumber daya, banyak aset, dan banyak koneksi ditundukan oleh perusahaan baru dengan ukuran yang masih kecil.
Kenapa Bisa Terjadi Disrupsi?
Dari pengertian diatas dapat kita simpulkan bahwa disrupsi bukan sekedar inovasi dan perubahan, lebih dari itu, disrupsi adalah untuk menunjukan adanya perubahan fundamental secara besar-besaran yang dapat mengubah semua tatanan.
Pertanyaan yang selanjutnya yang terlintas dikepala kita mungkin, kenapa hal itu bisa terjadi tanpa diketahui atau terprediksi oleh pemain lama yang sudah besar?
Alasan yang pertama karena perubahan langsung mengarah ke bagian fundamental yakni model bisnis, sehingga mereka yang tidak menggunakan cara itu, langsung keluar dari ekosistem.
Perusahaan yang saat itu memimpin pasar sebenarnya juga sudah melakukan inovasi, namun inovasi yang dilakukan lebih kepada untuk mempertahankan pasar dan pertumbuhan bisnisnya, sedangkan model bisnis yang dipilih masih sama. Sedangkan untuk perusahaan baru dan masih kecil tadi justru menawarkan model bisnis baru yang tidak ditawarkan oleh bisnis lama.
Seiring berjalannya waktu perusahaan baru yang awalnya masih kecil tadi dengan begitu cepat menjadi besar (aset dan sdm meningkat) yang pada akhirnya pemain lama tidak sanggup untuk beradaptasi.
Yang kedua, disrupsi selalu dimulai dari low-end atau pasar bawah. Hal inilah yang membuat pemain lama yang biasanya bermain di pasar atas (high-end) tidak menyadari bahwa pasar akan di disrupsi oleh pemain baru.
Disisi lainnya, seiring berjalannya waktu perusahaan baru yang awalnya bermain di pasar bawah mulai memiliki pondasi bisnis yang kuat, dan dengan natural mereka melakukan berbagai inovasi untuk meningkatkan kualitas dan ikut bermain dipasar atas.
Dan pada akhirnya, pemain baru mendisrupsi perusahaan yang saat itu sudah besar dan menjadi pemimpin.
Cara Menghadapi Era Disrupsi Teknologi
Sebenarnya kita sudah mengalami era disrupsi dimana hampir sebagian besar landscape dan model bisnis sudah berubah. Ditambah dengan pandemi covid 19 membuat penggunaan teknologi dan internet harus benar-benar dilakukan.
Lalu bagaimana cara menghadapi era disrupsi agar pemain lama tidak tertinggal terlalu jauh, dan bahkan bisa mengejar ketertinggalan? Lest check to the list.
1. Peningkatan SDM
Terjadinya disrupsi oleh perusahaan baru karena mereka memiliki SDM yang lebih unggul sehingga bisa mengadopsi cara baru lebih dulu dengan sangat baik. Maka dari itu, peningkatan SDM harus menjadi salah satu prioritas.
Sudah banyak pihak yang mengatakan bahwa mereka yang menguasai teknologi adalah pemenangnya. Jika kita bisa meningkatkan SDM agar melek dengan teknologi, minimal kita bisa mengejar ketertinggalan, bahkan sampai bisa bersaing.
2. Terus Berinovasi
Belajar dari kesalahan Nokia dan kawan-kawan yang kurang cepat dalam inovasi membuat android yang diprakarsai Google berada di puncak kejayaan. Dalam hal ini, terus berinovasi adalah kunci untuk mempertahankan pasar.
Harus kita ketahui bahwa selera pasar terus berubah. Jika demikian, ada dua hal yang bisa kita lakukan, yakni menghambat perubahan pasar atau melakukan inovasi. Sayangnya menghambat perubahaan selera pasar hampir mustahil untuk dilakukan, jadi mau tidak mau kita harus terus melakukan inovasi.
3. Melek Teknologi
Fungsi dari adanya teknologi adalah untuk mempermudah pekerjaan kita, dan tentu saja dengan mengetahui teknologi kita menjadi lebih mudah dan efisien dalam bekerja.
#disrupsi #eradisrupsi #mauberubah #videoMovasi #winkongopi
Ещё видео!