Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Satrio Sarwo Trengginas dan Dwi Putra Kesuma
TRIBUN-VIDEO.COM - Nama Pondok Cina di Kecamatan Beji, Depok, kini hanya menyimpan sebuah kisah masa lampau dan secuil saksi bisu sejarah.
Pondok Cina sudah berada di Depok beberapa abad silam. Daerah itu pun sudah disebut sejak tahun 1815 di sebuah peta masa kolonial.
Sejarah Pondok Cina tak terlepas dari tuan tanah Depok masa kolonial, Cornelis Chastelein.
Tuan tanah yang juga dulunya pegawai VOC itu melarang orang-orang Cina yang datang berdagang dari Batavia, tepatnya di kawasan pecinan Glodok untuk menetap di Depok.
Cerita itu tertuang dalam buku Berkembang dalam Bayang-bayang Jakarta: Sejarah Depok 1950 - 1990 an yang ditulis oleh Tri Wahyuning M Irsyam.
Di dalam buku itu disebutkan orang-orang Cina ini datang ke Depok sejak abad 18. Mereka yang merupakan para pedagang ini kemudian bermukim di daerah Pondok Cina.
Namun, orang-orang Cina ini hanya mondok tanpa bisa menetap. Sebab, ada larangan bagi mereka dari Cornelis Chastelein untuk tinggal di kota Depok.
Mereka hanya diizinkan berdagang waktu siang hari. Menjelang malam, mereka sudah harus meninggalkan kota Depok.
Karena tak mungkin pulang ke Glodok lantaran terlalu jauh, mereka pun akhirnya memilih mondok di dekat Kampung Bojong, sekitaran pinggiran kota Depok.
Bukan tanpa alasan Chastelein tak menyukai orang-orang Cina. Sebab, ia menganggap mereka bakal memberikan pengaruh buruk kepada budak-budaknya.
Pelestari sejarah Kota Depok, Ratu Fara Diba juga mengatakan pendapat senada.
"Orang Cina di mata Chastelein dulu itu terkenal suka madat, berjudi, rentenir kemudian juga main perempuan. Nah, ini lah yang dilindungi oleh Chastelein," katanya kepada TribunJakarta.com saat berbincang di kediamannya.
Secuil saksi bisu
Hanya sedikit sisa-sisa jejak sejarah orang-orang Cina di Kota Depok. Ratu mengatakan saksi bisu orang-orang Cina di Pondok Cina tinggal tersisa dua saja.
Dua saksi bisu adalah makam dengan nisan bertuliskan kata-kata berhuruf Cina dan rumah era kolonial yang dikenal dengan nama Rumah Tua Pondok Cina.
Nisan ini berada di Jalan Karet sedangkan Rumah Tua Pondok Cina berada di tengah-tengah kompleks Margo City.
Ratu menjelaskan tak banyak peninggalan sejarah orang-orang Cina karena mereka hanya singgah tanpa menetap lama.
Bahkan, di kawasan tersebut tidak ditemukan adanya sebuah klenteng. Ia memperkirakan orang-orang Cina ini kemudian beribadah di Klenteng besar yang kini bernama daerah Lenteng Agung.
"Mungkin saja mereka ibadahnya di Lenteng Agung tidak di Pondok Cina. Sebab, kita tidak menemukan adanya klenteng di sini," tambahnya.
Selain klenteng di Lenteng Agung, mereka juga diperkirakan pergi ke daerah Cibinong. Sebab, di sana ditemukan adanya klenteng tua.
"Orang-orang keturunan Cina di Pondok Cina sekarang sudah tidak ada. Tapi orang-orang yang dulunya tinggal di Kampung Bojong masih ada. Mereka penduduk asli di sana," pungkasnya.
Ещё видео!