Berawal dari keresahan dalam meraba realitas ummat, khususnya dalam dunia pendidikan Pesantren. Pondok Pesantren acapkali dianggap lembaga pendidikan pinggiran yang tidak layak untuk berkonpetensi dalam dinamika keilmuan dunia modern yang cenderung bermazhab rasional dan emperik dan mengabaikan fungsi wahyu.
Akhirnya, pesantren terjebak dalam dilema antara tetap eksis mengkaji keislaman dengan sumber keagamaan primer namun mengabaikan realitas keduniaan yang terus melaju dengan perkembangan modernitasnya. Disisi lain, identitas keislaman yang telah berakulturasi dengan format budaya dianggap menjadi hambatan, yang akhirnya sumber keislaman hanya menjadi pelengkap penderita ynag bertahan demi sebuah identitas dan jargon keislaman semata.
Hal ini membuat para alumni Universitas Al-Azhar Mesir asal Jambi merasa terpanggil untuk berkhidmah di tengah keluarga dan daerah sendiri. Mengabdikan ilmu yang telah diperoleh dari lembaga pendidikan tertua di dunia yang menjadi kiblat ilmu dunia Islam, menstransfer keilmuan dan wawasan keislmana yang integral bagi kebangkitan bangsa. Dengan mewujudkan lembaga PPM Al-Kinanah yang harapannya menjadi penyulam robekan kerancuam realitas fahaman tadi, yang selanjutnya ditabuhkan sebuah yayasan al-Kinanah Jambi. Harapan besarnya agar yayasan ini, dengan lembaga PPM al-Kinanah di bawahnya, ke depan dapat menjadi lumbung regenerasi ulama dan intelektual bangsa, yang memiliki pemahaman keislaman yang selari dengan harapan umat.
Segudang mimpi yang mengawali niat perancangan pembangunan Al-kinanah berasimilasi dengan mimpi namanya, al-Kinanah sebagai bumi para nabi (ard anbiya), dan sebagai tabung anak panah yang menjadi senapas dengan tujuan filosofis pendidikan pesantren PPM AL-KINANAH JAMBI.
Sebutan bumi Mesir sebagai Kinanatullah fil ard, menjadi semangat dan sugesti tujuan besar, bahwa Al-Kinanah akan menjadi bumi dimana Islam akan menjadi ruh dalam segala aktifitas pendidikan, Sehingga antara akal dan ruh senyawa dalam membentuk kepribadian. Dan inilah blue print yang menjadi dasar dalam memformat insan kamil, sebagai outcome dari kerja institusi Al-Kinanah yang sekaligus juga pelaksana proses pendidikan.
Tepat pada tanggal 1 Muharram 1439/ 21 September 2017 pada hari Kamis, PPM Al-Kinanah dipancang di bumi melayu Jambi. Di atas tanah waqaf yang diberikan oleh putra Jambi, mantan Menteri Kehutanan dan menteri Pariwisata, Marzuki Usman melalui Dr Husein Abd Wahab, dan selanjutnya diserahkan secara hukum melalui notaris Triyami Rustarum kepada yayasan alKinanah dengan pendirinya Dr. Husein Abd Wahab, Dr. Hermanto Harun, Lc, M.HI , Ahmd Farid, Lc, Misbahul Wathan, Lc, dan Pauzi Hasyim, M.Pd.I.
Saat ini Pondok Pesantren Modern Al-Kinanah telah menjadi asset penting ummat Islam khususnya di Jambi, dipilih di tengah kota untuk memudahkan akses kepada fasilitas-fasilitas penting, namun tidak jauh pula seberang kota yang mnjadi spirit awal mengembalikan Jambi sebagai gudang ‘Ulama dan santri yang ikhlas berjuang di jalan ilmu. Kini ia menjadi milik kita semua untuk menunaikan penggilan sejarah kegemilangan ummat untuk membangun peradaban yang tidak memisahkan dunia dan akhirat.
Ещё видео!