TRIBUN-VIDEO.COM - Blok Ekonomi BRICS yang terdiri Brazil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan mulai diminati banyak negara.
Kini disebutkan pengaruh BRICS semakin kuat.
Hal tersebut membuat Amerika Serikat ketar-ketir.
Dikutip dari newsweek.com pada Rabu (7/6/2023), minat global di antara negara-negara yang ingin bergabung dengan blok ekonomi BRICS menunjukkan pengaruhnya yang semakin besar.
BRICS kini sebagai kekuatan geopolitik baru dengan potensi untuk menantang sistem keuangan yang sebagian besar dipimpin oleh Barat.
Ketua perusahaan bisnis Dezan Shira & Associates, Chris Devonshire-Ellis mengungkap alasan banyak negara minat bergabung dengan BRICS.
Ia mengatakan, pendorong utamanya adalah keyakinan keseluruhan bahwa Amerika Serikat telah menjadi tidak dapat diandalkan dan sombong dalam kebijakan luar negerinya.
"Pendorong utamanya adalah keyakinan keseluruhan bahwa Amerika Serikat telah menjadi tidak dapat diandalkan dan sombong dalam kebijakan luar negerinya," kata Chris Devonshire-Ellis.
Ia menuturkan, faktor AS tidak dapat diandalkan menyangkut masalah mengenai plafon utang AS baru-baru ini.
Kemudian, soal sikap sombong AS merujuk pada mekanisme internasional untuk menghukum negara-negara yang tidak disetujuinya (memotong negara dari SWIFT).
Termasuk memanfaatkan G7 sebagai 'geng' ekonomi untuk mendukung dan membenarkan apa yang dilakukannya di tempat lain.
"Tidak dapat diandalkan seperti masalah mengenai plafon utang AS baru-baru ini—yang baru diundur ke tahun 2025—dan risiko sanksi," kata Devonshire-Ellis.
Sebagaimana diketahui, terjadi krisis pagu utang memaksa Presiden Joe Biden untuk mempersingkat perjalanannya ke Asia.
Hal ini setelah penampilannya pada pertemuan G7 akhir bulan lalu di Hiroshima bersama para pemimpin Kanada, Uni Eropa , Prancis, Jerman, Italia, Jepang, dan Inggris.
Sementara kelompok berpengaruh tersebut berusaha untuk menunjukkan front persatuan.
Di sisi lain, pertemuan lainnya yang diadakan oleh para diplomat terkemuka dari lima anggota inti BRICS akhir pekan lalu di Afrika Selatan juga membangkitkan minat global.
Diungkapkan, negara-negara lain mulai khawatir tingkat utang yang tidak berkelanjutan.
Apalagi pemberlakuan 'aturan berdasarkan tatanan' dan ekonomi global yang tampaknya hanya melayani AS dan sekutu terdekatnya.
"Negara-negara lain mulai khawatir dengan jenis perilaku ini: tingkat utang yang tidak berkelanjutan dan pemberlakuan 'aturan berdasarkan tatanan' dan ekonomi global yang tampaknya hanya melayani AS dan sekutu terdekatnya—dengan mengorbankan orang lain," kata Devonshire-Ellis.
Kini, banyak pemimpin global dari Afrika, Amerika Latin, Asia Tengah dan Timur Tengah, serta China dan Rusia, telah berhenti mempercayai Amerika Serikat sebagai pemimpin global yang bertanggung jawab.
"Sederhananya," tambahnya, "banyak pemimpin global dari Afrika, Amerika Latin, Asia Tengah dan Timur Tengah, serta China dan Rusia, telah berhenti mempercayai Amerika Serikat sebagai pemimpin global yang bertanggung jawab," ujarnya.
Sementara itu, Duta Besar Afrika Selatan untuk BRICS Anil Sooklal mengatakan bahwa lebih dari 20 negara telah mendaftar untuk bergabung menjadi anggota BRICS.
Artikel ini telah tayang di newsweek.com dengan judul
BRICS Is Evolving from China-Russia Dream to Potential U.S. Nightmare
[ Ссылка ]
HOST: BIMA MAULANA
VP: AMBARWATI .
#beritaterbaru #beritaterkini #beritaviral #live #breakingnews
Ещё видео!