MERDEKA BELAJAR
Sebagai Pendidik tentu sudah seharusnya mampu mengenali karakteristik dan kebutuhan murid. Akan tetapi hal yang paling mendasar juga harus dimulai dari diri sendiri yaitu mengenali kekuatan dan kelemahan diri. Guru merefelksikan kekuatan dan kelemahan yang guru punyai, lalu bagaimana guru dapat mengelola apa yang guru miliki tersebut untuk berperan mendidik murid-murid.
Pendidik itu menuntun segala kekuatan kondrat yang ada pada anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi tingginya baik sebagai manusia maupun anggota masyarakat.
Pertanyaan keiinginan kita ingin murid seperti apa dan sudahkah kita memfasilitasinya?
1. Ketika kita ingin murid menjadi pribadi yang berkolaborasi, apakah bentuk pembelajaran di kelas sudah membantu belajar untuk saling berkolaborasi atau malah cenderung berkompetisi?
2. Ketika kita ingin murid menjadi pribadi yang belajar secara mandiri, sudahkah kita membekali mereka dengan kemampuan mencari sumber belajar yang kredibel, atau malah menyuapi mereka dengan materi yang sudah tersedia di buku?.
3. Ketika kita ingin murid menjadi pribadi memiliki empati, sudahkah kita berempati kepada murid kita?
4. Ketika kita ingin murid menjadi selamat dan bahagia, sudahkah kita menciptakan suasana belajar yang selamat dan bahagia?.
Pengajaran adalah suatu cara menyampaikan ilmu atau manfaat bagi hidup anak-anak secara lahir maupun batin
Pendidikan adalah sebagai "Tuntunan" yaitu tuntunan dalam hidup tumbuhnya murid
Mendidik adalah menuntun segala kodrat yang ada pada murid, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat.
Pendidikan tidak hanya berbentuk pengajaran yang memberikan pengetahuan kepada murid, mendidik keterampilan berfikir dan mengembangkan kecerdasan batin dan akhirnya murid dapat menuju kehidupan yang selamat dan bahagia
Sistem pendidikan "Perintah dan sanksi" merupakan metode pengajaran kolonial yang tanpa dasar menjadi warisan cara guru mendidik murid
Sistem penilaian atau penghargaan yang terlalu berorientasi pada kecakapan kognitif sehingga perkembangan kecakapan sosial emosional murid terabaikan dan bila tidak berhasil dalam kecakapan kognitif murid dianggap gagal
Sistem Among yang dipelopori oleh Kihajar Dewantara
Ing Ngarso Sung Tuladha (Seorang guru haruslah memberikan contoh yang baik)
Ing Madya Mangun Karsa (Seorang guru harus memberikan semangat pada murid)
Tut Wuru Handayani (seorang guru haruslahmemberikan dorongan/menjadikan murid mandiri)
Ruh dan makna dari "Tut wuri Handayani" adalah
Untuk kemerdekaan Murid yang menghidupkan dan menggerakkan kekuatan lahir dan batinnya. yang kemudian menjadi bagian dari jiwa-jiwa kita sebagai pendidik
Ki Hajar Dewantara
"pendidikan yang sesuai dengan Bangsa kita adalah pendidikan yang humanis, kerakyatan dan kebangsaan"
Cita-cita utama Ki Hajar Dewantara yaitu kemerdekaan setiap murid mampu mengatur dirinya sendiri, agar murid-murid berperasaan, berfikiran dan bekerja merdeka dalam ketertiban bersama, demi mewujudkan cita-cita pendidikan nasional
Pendidikan nasional yang berdasarkan pada garis-garis kebudayaan bangsanya untuk perikehidupan mengangkat derajat rakyat dan negerinya serta setara bekerjasama dengan bangsa-bangsa lain demi kemuliaan umat manusia di dunia
Maka pandidikan yang memerdekakan muridlah yang dapat menjadi pegangan kita sebagai pendidik agar dapat mewujudkannya
Mendidik murid harus disesuaikan dengan Kodrat murid
1. Kodrat keadaan
2. Kodrat alam
3. Kodrat zaman
Pendidikan harus memiliki asas Trikon
1. Kontinyu (Pendidikan yang berkelanjutan)
2. Konvergen (Pendidikan yang bersifat terbuka)
3. Konsentris (Pembelajaran yang berdasarkan kebudayaan bangsa)
Mendidik dan Melatih Kecerdasan Budi Pekerti
1. Budi pekerti merupakan perpaduan kreativitas, rasa dan perasaan
2. Budi pekerti murid dibentuk dari sekolah, keluarga dan masyarakat
3. Kodrat anak di ibaratkan kertasyang sudah terisi
Music: bensound.com
License code: KKAXA1YTHXWGUACM
Ещё видео!