Kode: CAA#15
Kategori: Primary B
Kitab: Perjanjian Lama
Judul: Abram dipanggil Allah
Tentang: Abram dipanggil Allah untuk pergi ke Kanaan
Ayat Hafalan: Yesaya 6:8
Pesan: Aku akan mendengarkan ketika Tuhan memanggilku untuk melayani-Nya.
Cerita Alkitab Anak:
----------------------------------------------------
Halo adik-adik yang dikasihi Tuhan. Cerita alkitab anak-anak hari ini berjudul, "Abram Dipanggil Allah." Ayat hafalannya terdapat di Yesaya 6:8. Mari adik-adik, kita baca bersama-sama ya, Lalu aku mendengar suara Tuhan berkata: "Siapakah yang akan Kuutus, dan siapakah yang mau pergi untuk Aku?" Maka sahutku: "Ini aku, utuslah aku!"
"Aku tidak mau pindah," keluh Mika. "Aku juga tidak," jawab Anya. "Ayah bilang dia merasa Tuhan ingin dia mengambil pekerjaan baru itu. Aku bertanya-tanya bagaimana dia tahu apa yang Tuhan inginkan?” "Ayo kita tanya dia," saran Mika. "Ayah, kami ingin menanyakan sesuatu padamu." Bisik Anya sambil menarik-narik baju ayahnya, "Bagaimana kau bisa yakin Tuhan ingin kita pindah?"
"Itu mungkin pertanyaan yang sama yang ditanyakan seseorang kepada Abraham ketika Tuhan menyuruhnya pindah," kata Ayah. "Biarkan aku menceritakan sebuah kisah pada kalian."
Abram mengasihi Tuhan. Dia sering berbicara dengan Tuhan sepanjang hari. Dia ingin melakukan apapun yang Tuhan katakan. Suatu hari Tuhan berbicara kepada Abram. "Sudah waktunya bagimu untuk meninggalkan Ur, Abram. Engkau harus meninggalkan semua temanmu dan pergi ke tempat yang akan Kutunjukkan padamu.” Abram pasti tidak bisa berkata-kata. Mengapa Tuhan ingin dia meninggalkan rumahnya dan pergi ke tempat lain untuk tinggal? Tuhan melanjutkan, "Aku akan memberkatimu, Abram. Aku akan memberimu anak, cucu, dan cicit. Keluargamu akan tumbuh menjadi bangsa yang besar. Engkau akan sangat diberkati."
Nah adik-adik, hal itu pasti membuat Abram heran, karena dia dan istrinya, Sarai, bahkan tidak memiliki satu anak pun. Namun, Abram dan Sarai memilih untuk menaati Tuhan, dan mereka mengemasi semua barang-barang mereka. Hamba-hamba Abram melipat dan mengemasi semua tenda. Waktunya telah tiba untuk berangkat. Abram mengumpulkan semua orang yang akan pergi bersama mereka. Lot, keponakan Abram, bergabung dengan rombongan tersebut. Semua orang yang bekerja di rumah Abram dan orang-orang yang telah diajarkan Abram untuk menyembah Tuhan juga bersiap-siap untuk pergi.
Mereka memuat keledai dan unta mereka, lalu memulai perjalanan panjang mereka. Abram, Sarai, anggota keluarga mereka dan hamba-hamba mereka, menyusuri jalan yang berdebu hari demi hari. Matahari begitu terik, tetapi melalui itu semua Tuhan memelihara mereka. Akhirnya rombongan itu sampai di tanah Kanaan, tetapi Abram dan Sarai, orang-orang mereka, keledai mereka, dan unta mereka terus berjalan.
Kapan mereka akan berhenti? Ke mana Tuhan memimpin mereka? Di Sikhem, tempat di mana banyak orang Kanaan tinggal, ada hutan pohon yang disebut pohon tarbantin di More. Ketika Abram sampai di hutan More, dia berseru kepada hamba-hambanya, “Berhenti! Dirikan kemah di sini.” Saat para pelayan mempersiapkan perkemahan, Tuhan muncul dan berbicara kepada Abram. “Lihatlah sekelilingmu, Abram,” kata Tuhan. "Inilah tanah yang akan Kuberikan kepadamu dan keluargamu."
Abram melihat sekeliling. Wah, dia melihat lembah berumput yang luas dengan perbukitan yang landai. Dia melihat pohon zaitun, pohon ara, dan mata air yang sejuk di mana-mana. Namun, Abram juga melihat sesuatu yang membuatnya sangat sedih. Apakah adik-adik tahu apa yang membuat Abram sedih? Ternyata di antara pepohonan, Abram melihat altar yang digunakan untuk menyembah berhala. Abram segera mengumpulkan batu-batu untuk membangun sebuah mezbah. Dia ingin menyembah Tuhan dan berterima kasih kepada-Nya karena telah menyertai mereka selama perjalanan mereka. Dia ingin memberi tahu Tuhan bahwa dia bersedia pergi ke mana pun Tuhan mau. Dia bersedia melakukan apapun yang Tuhan perintahkan untuk dia lakukan.
“Jadi,” Ayah memberi tahu Anya dan Mika, “kita harus bersedia mendengarkan Tuhan—sama seperti Abram. Tuhan mengucapkan firman secara langsung kepada Abram. Hari ini Dia mungkin berbicara kepada kita secara langsung melalui Firman-Nya, Alkitab, atau melalui nasihat orang-orang yang mengikuti Dia. Ibumu dan aku senang melayani ke mana saja Tuhan mengutus kami, dan ketika kita bersedia, Tuhan memberi tahu kita apa yang Dia inginkan. Dia memberi kita pengertian dan membantu kita mengetahui di dalam hati kita apa yang Dia ingin kita lakukan.”
Ещё видео!