Download aplikasi berita TribunX di Play Store atau App Store untuk dapatkan pengalaman baru.
BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJAR - Industri batu bata merupakan salah satu Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) yang turut menunjang sosial ekonomi masyarakat.
Khususnya masyarakat di wilayah Sungai Tabuk, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan sebagai sentra pengrajin batu bata.
Peluang industri batu bata di Sungai Tabuk dalam jangka panjang tetap ada karena
topografi wilayah bertanah liat cokelat.
Adapun wilayah Sungai Tabuk lebih dekat ke ibukota Provinsi Kalimantan Selatan yang terdapat banyak aktivitas pembangunan
atau konstruksi sehingga permintaan bahan bangunan batu bata dari tanah liat semakin bertambah.
Bahkan, para pengrajin batu bata di kawasan Sungai Tabuk masih mampu menjual batu batanya hingga ke Kapuas.
Sabariah, yang memliki gudang pengolahan batu bata mampu memproduksi 60.000-70.000 biji batu bata dalam satu bulan dengan dibantu oleh 12-14 orang pegawainya.
Pegawainya tersebut merupakan warga dari desa setempat yang ikut bekerja padanya.
Berdasarkan pantauan langsung Banjarmasinpost.co.id, Selasa (17/12/2024) proses pengolahan batu bata yang diproduksi di gudang Sabariah yang terdapat di Desa Abumbun Jaya Sungai Tabuk memang berbeda dengan bata ringan dari pulau Jawa.
Ada beberapa tahapan yang dikerjakan anak buah Sabariah secara manual.
Pertama mencari tanah liat, kemudian tanah tersebut diinjak-injak agar melebur dan lebih halus.
Berikutnya adalah proses pencetakan yang dilakukan lima orang yang bekerja di gudang.
Terakhir, tanah liat yang sudah dicetak akan melalui tahap pembakaran atau pengeringan.
Menurutnya, proses pembakaran atau pengeringannya bisa memakan waktu 5-6 hari.
Dalam proses pengeringan tersebut bisa menghasilkan 20.000-23.000 balok batu bata dan menggunakan bahan bakar kayu.
“Lima pegawai saya yang bekerja mencetak di gudang masing-masing bisa menghasilkan 200-1000 balok batu bata tiap orangnya dan untuk harga 1 baloknya kurang lebih 500 rupiah,” ucapnya.
Ditambahkannya, bahan tanah liat untuk mengolah batu bata tersebut dicari langsung dari sungai yang tidak jauh dari gudang tempat produksi.
“Tanah liatnya diambil dari sungai di belakang gudang menggunakan jukung (perahu kayu), “ katanya.
Adapun batu bata tersebut dijual ke perumahan-perumahan di wilayah Kabupaten Banjar, Kota Banjarbaru, Kota Banjarmasin bahkan sampai Barito Kuala jingga Kapuas.
(Banjarmasinpost.co.id/Kristin Juli Saputri)
Program:UMKM
Host:Syakira
Editor:Anwar Fauzi
#umkmkalsel
#pengrajinbatubata
#kabbanjar
Ещё видео!