Sembilan arah pembangunan Jogja Renaisans yang meliputi bidang-bidang; pendidikan, pariwisata, teknologi, ekonomi, energi, pangan, kesehatan, keterlindungan warga, tata ruang dan lingkungan, disimbolkan dalam huruf “g” yang berbentuk angka sembilan.
Titik dalam huruf “j” dalam bentuk biji dan daun juga lubang pada huruf “g” melambangkan filosofi Cokro Manggilingan; wiji wutuh, wutah pecah, pecah tuwuh, dadi wiji, yang menjadi pedoman pembangunan yang lestari dan selaras dengan alam.
Huruf “g” dan “j” yang saling memangku dan bersinggungan melambangkan semangat “Hamemayu Hayuning Bawana” – pedoman bagi setiap pemimpin dan pengampu kebijakan untuk selalu bercermin pada kalbu rakyat. Ini juga diartikan sebagai tugas pemimpin yang siap untuk menjadi pelayan rakyat dengan mewujudkan pembangunan yang memanusiakan manusianya.
Warna merah yang digunakan sebagai warna resmi logo tersebut berasal dari lambang kraton. Merah mencerminkan keberanian, ketegasan, kebulatan tekad. Warna merah di atas putih menggambarkan Jogja yang menyimpan roh ke-Indonesia-an yang berdiri kokoh di atas sejarah panjang kebudayaan unggul Nusantara.
Tagline “Istimewa” mencerminkan keistimewaan Jogja yang progresif, berintegritas, dan memiliki diferensiasi yang kuat dibanding daerah lain.
Ещё видео!