Mengenal Pacu Jawi, Balapan Sapi Khas Minang: Asal-usul, Waktu Pelaksanaan, dan Manfaat.
Pacu Jawi merupakan tradisi balapan sapi khas Minangkabau, khususnya Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat.
Waktu pelaksanaan Pacu Jawi setelah panen sebagai bentuk rasa syukur atas hasil panen yang melimpah.
Atraksi ini sangat dinantikan oleh wisatawan lokal dan mancanegara.
Pacu Jawi
Asal Usul Pacu Jawi
Tidak ada informasi mengenai waktu yang tepat mengenai awal pelaksanaan tradisi Pacu Jawi. Namun tradisi Pacu jawi telah dilakukan beratus-ratus tahun yang lalu.
Tradisi ini dimulai di sebuah nagarai, yaitu Nagari Tuo (desa tua) Pariangan Kabupaten Tanah Datar.
Pacu Jawi merupakan upaya petani zaman dahulu untuk menemukan cara membajak yang baik dan benar. Pasalnya pada waktu itu belum ditemukan cara membajak seperti saat ini.
Ternyata, membajak menggunakan jawi (sapi) membuat tanah menjadi gembur dan subur. Suburnya tanah pertanian disebabkan oleh kotoran jawi.
Dengan tanah yang subur dan gembur, maka hasil panen melimpah.
Kegiatan Pacu Jawi
Kegiatan Pacu Jawi merupakan acara permainan tradisional anak Nagari (Desa) yang lahir dan berkembang di Kabupaten Tanah Datar, Provinsi Sumatera Barat.
Pacu Jawi hanya dapat ditemukan di empat kecamatan, yaitu Kecamatan Pariangan, Kecamatan Rambatan, Kecamatan Limo Kaum, dan Kecamatan Sungai Tarab.
Kegiatan Pacu Jawi selalu ditunggu-tunggu masyarakat setempat.
Tradisi Pacu Jawi dipadukan dengan tradisi masyarakat berupa arak-arakan pembawa dulang atau jamba yang berisi makanan.
Ada juga arak-arakan jawi-jawi terbaik yang didandani menggunakan aksesoris berupa suntiang (sunting) beserta pakaian.
Biasanya, tradisi tersebut dilakukan pada minggu keempat atau pada penutupan Pacu Jawi serta menjadi perhelatan besar di wilayah ini.
Pacu Jawi memiliki berbagai manfaat.
Pacu jawi sebagai cara untuk meningkatkan harga jual sapi.
Sapi yang bagus adalah sapi yang dapat berlari lurus dengan cepat dan beriringan. Hal ini ditandai dengan besarnya lumpur yang beterbangan.
Manfaat lainnya sebagai wadah untuk meningkatkan kesehatan jawi.
Acara pacu Jawi juga sebagai sarana hiburan dan tradisi adat di tengah-tengah masyarakat.
Filosofi Pacu Jawi Tradisi Pacu Jawi memiliki filosofi yang unik,
yaitu menggambarkan pimpinan dan rakyat biasa dapat berjalan bersama.
Filosofi tersebut berdasarkan pada kegiatan Pacu Jawi, dimana sapi yang digunakan berjumlah dua ekor. Pemenang perlombaan ini bukan dari peserta yang tercepat melainkan peserta yang dapat berlari lurus akan mendapatkan nilai tertinggi.
Pacu Jawi adalah dalam perlombaan ini tidak ada lawan. Konon, cara ini dilakukan supaya tidak terjadi taruhan seperti pada balapan pada umumnya.
Tata Cara Pacu Jawi Ada sejumlah persiapan yang dilakukan sebelum perlombaan. Masyarakat nagari tuan rumah akan gotong royong untuk membersihkan lokasi, melancarkan saluran air, meratakan lumpur sawah, dan membersihkan petak-petak sawah yang digunakan perlombaan agar sawah siap ditanam kembali. Kegiatan pacu Jawi dilakukan empat kali seminggu setiap hari Sabtu di empat kecamatan, yaitu Kecamatan Sungai Tarab, Kecamatan Pariangan, Kecamatan Lima Kaum, dan Kecamatan Rambatan. Masyarakat dari kecamatan lain akan menuju lokasi perlombaan yang dapat dilakukan di kecamatan yang berbeda. Kagiatan Pacu Jawi sangat meriah, karena sapi yang dilombakan berjumlah 500 hingga 800 ekor. Waktu pelaksanaan Pacu Jawi di sawah milik masyarakat setelah panen.
#pacujawi #alekanaknagari #desawisata #tanahdatar #sumbar #indonesia #viral #viralvideo #pariwisata #sapijumbo
#kandangsapi
#peternak #sapi #peternakan #bull #cow #farming #cattle
Ещё видео!