Tenun Sutera Mandar
Sarung tenun sutera Mandar telah lama dikenal oleh masyarakat etnis Mandar. Sarung sutera Mandar atau yang biasa disebut Lipaq Saqbe, merupakan kain khas Mandar Sulawesi Barat yang keterampilan pembuatannya telah diwariskan secara turun menurun. Kain Tenun Sutera merupakan salah satu dari produk sandang unggulan yang banyak digunakan masyarakat Polewali Mandar. Kain tenun sutera mandar memiki corak tersendiri dan umumnya digunakan dalam acara resmi, ibadah, serta upacara adat lainnya.
Sentra industri mikro kecil menengah khususnya industri kain tenun mandar di Kabupaten Polewali Mandar memiliki penenun sebanyak 177 sentra. Pengembangan sentra IKM ini kini melalui kelompok usaha binaan Pemerintah daerah. Hal ini menunjukkan bahwa keberlangsungan industri tenun kain sutra masih menjadi perhatian sehingga pemasaran kain sutera sudah lebih meningkat dibanding sebelumnya. Terlebih lagi oleh penenun sudah mempunyai beragama corak yang terus mengalami perkembangan.
Salah satu ciri khas kain Lipaq Saqbe adalah corak warna yang cerah,seperti kuning, merah, hijau, biru, dan sebagainya. Kain tenun Lipaq Saqbe memiliki dua jenis motif. pertama adalah motif sure’ yang merupakan garis geometri sederhana yang memiliki makna khusus. Garis vertikal menggambarkan hubungan antara rakyat dan pemimpin, sedangkan garis horizontal menggambarkan hubungan antar sesama manusia. Kedua adalah motif bunga yang merupakan pengembangan dari motif sure’ dengan penambahan beberapa dekorasi seperti flora maupun fauna. Lipaq saqbe memili beberapa jenis motif diantaranya sure’ penghulu, suremaradiaa’dia, sure’ puanglimboro, sure’ puanglembang, sure’ batudadzima, sure’ padzadza, sure’ salaka, sure’ gattunglayar, sure’ penja, sure’ bandera, dan sure’ beru-beru.
Lipaq saqbe dibuat melalui beberapa proses mulai dari pemilihan bahan baku benang sutera atau maunnus yaitu proses menguntai benang sutera dengan cara menarik benang dari kepompong kemudian mattiqqor atau pemintalan benang yang telah didapatkan. Setelah itu dilanjutkan dengan maccingga atau proses pewarnaan benang dari bahan alami seperti daun Nila, kulit mangrove dan sebagainya. Setelah melalui proses pewarnaan maka dilanjutkan dengan magalendrong atau pelilitan benang sutera pada kaleng. Benang yang telah dililit kemudian dipindahkan ke bambu untuk dijadikan benang pakan. Kemudian dilanjutkan dengan mappamaling dan sumau yaitu proses mengatur benang lungsin untuk membuat sautan. Benang lungsin kemudian dimasukkan pada alat tenun tradisional yang disebut parewatan dayang. Proses selanjutnya adalah mappatama dan manette menggunakan parewatandayang. Dibutuhkan waktu sekitar 1-3 bulan proses pengerjaan selembar kain lipaq saqbe. Dengan bahan baku yang berkualitas serta proses pengerjaan yang cukup lama, maka tidak heran jika harga lipaq saqbe mandar cukup tinggi, mulai dari ratusan ribu hingga jutaan rupiah.
Ещё видео!