Sejumlah warga Dusun Plumbongambang, Desa Plumbongambang, Kecamatan Gudo, Kabupaten Jombang, terus mempertahankan kerajinan sarung tenun ikat goyor. Sekalipun harus bersaing dengan sarung tenun hasil pabrikan. Seperti dilakukan Sugeng Riyadi. Pria 50 tahun itu tetap bertahan memproduksi secara tradisional mengunakan alat tenun bukan mesin (ATBM).
Selama pandemi Covid-19, Sugeng tetap memproduksi sarung tenun. Hanya saja prosesnya dialihkan dari rumahnya ke rumah masing-masing pekerja. Hal itu guna mematuhi penerapan protokol kesehatan.
Menurut Sugeng, pandemi Covid-19 tidak terlalu berdampak terhadap pasar sarung tenun ikat goyor. Namun justru sebelum Ramadan tahun ini, usaha yang digeluti sejak lama ini agak sedikit lesu.
“Akhir-akhir ini sejak peristiwa Rusia pecah itu, pasar agak seret uangnya. Sebelum itu, satu minggu sekali keuangannya lancar,” ungkap Sugeng di rumahnya, Rabu (6/5/2022).
Ещё видео!