Kisah Nasution Bertemu Bung Karno Usai Selamat dari Penculikan yang Jarang Terungkap
Setelah selamat dari upaya penculikan Jenderal Abdul Haris Nasution menyingkir ke tempat yang aman. Ia sempat sembunyi di sebuah rumah dekat Tanah Abang. Dari tempat persembunyian, ia memerintahkan salah satu anak buahnya Letkol Hidayat Wirasondjaya untuk mencari kontak dengan Pangkostrad Mayjen Soeharto dan para jenderal Angkatan Darat lainnya.
Ketika itu, Nasution sedang menjabat sebagai Menko Hankam merangkap Kepala Staf Angkatan Bersenjata. Ia juga termasuk salah satu jenderal senior TNI yang masih aktif di Angkatan Bersenjata.
Dari tempat persembunyiannya, Jenderal Nasution juga mengeluarkan beberapa instruksi kepada Mayjen Soeharto untuk segera menyiapkan operasi penumpasan. Terlebih setelah diumumkannya pengumuman soal Dewan Revolusi oleh Letkol Untung Syamsuri lewat RRI dan masuknya beberapa laporan intelijen soal keterlibatan PKI dalam peristiwa yang hampir merenggut nyawanya itu.
Tidak lama setelah itu, Jenderal Nasution bergabung ke Markas Kostrad. Lalu bersama Mayjen Soeharto dan para perwira Angkatan Darat lainnya mulai merancang strategi penumpasan terhadap Gerakan 30 September. Namun, sikap dan keputusan Presiden Soekarno dalam menyikapi situasi genting itu justru mempersulit posisi dan langkah Mayor Jenderal Soeharto yang ketika itu sudah disepakati para perwira Angkatan Darat untuk memimpin sementara Angkatan Darat, sekaligus memimpin operasi penumpasan terhadap Gerakan 30 September. Ketika itu, tanpa melibatkan Angkatan Darat, Presiden Soekarno mengangkat Mayjen Pranoto Reksosamodra sebagai caretaker Menteri Panglima Angkatan Darat (Menpangad).
Tentu saja, keputusan Presiden Soekarno itu membuat situasi makin tidak menentu. Sebab, dengan mengangkat Mayjen Pranoto, mendorong munculnya dualisme komando di Angkatan Darat. Sementara sesuai standing order yang berlaku di TNI AD, jika Menpangad berhalangan, maka Pangkostrad bisa menggantikannya. Dan Mayjen Soeharto sebagai Pangkostrad ketika itu disepakati para perwira Angkatan Darat untuk memimpin sementara Angkatan Darat sembari memimpin operasi P
penumpasan.
Bagi Nasution, operasi militer yang dilakukan yakni mengejar para pelaku penculikan para jenderal tidak lain adalah sebuah perjuangan menegakkan kebenaran dan keadilan, khususnya membersihkan nama Angkatan Darat. Khususnya jenderal-jenderal Angkatan Darat yang jadi korban penculikan dari fitnah Gerombolan G30S PKI. Dalam buku, "Peristiwa 1 Oktober 1965, Kesaksian Jenderal Besar Abdul Haris Nasution," Jenderal Nasution bercerita, pada awal-awal Oktober 1965, setelah penculikan itu terjadi, lalu juga setelah itu, perjuangan membersihkan nama Angkatan Darat dari fitnah yang dilakukan kelompok G30S PKI masih jauh dari tercapai.
Kemudian atas bantuan Jenderal Soeharto yang ketika itu sudah diangkat menjadi Menteri Panglima Angkatan Darat, Jenderal Nasution pun akhirnya bisa bertemu Presiden Soekarno. Kesempatan itu digunakan Nasution untuk menjernihkan fitnah-fitnah yang selama ini dilancarkan kepadanya.
"Bahwasanya saya difitnah pada Presiden, saya dilapori oleh Mayjen Suharto sehingga pada November atas usaha Menpangad saya bertemu dengan Presiden untuk berusaha membantah fitnah-fitnah tersebut," kata Nasution dalam buku,"Peristiwa 1 Oktober 1965, Kesaksian Jenderal Besar Abdul Haris Nasution."
Fitnah yang coba Nasution jernihkan kepada Bung Karno itu antara lain soal isu bahwa dia tersangkut dengan peristiwa penembakan Presiden dalam Solat Idul Adha. Padahal ketika itu, dia juga nyaris jadi korban penembakan. Juga fitnah lainnya terutama isu Dewan Jenderal.
"Saya mendapat kesan, bahwa beliau masih belum yakin bahwa soal Dewan Jenderal itu adalah fitnah, dan terasa masih ada kesangsian beliau terhadap beberapa Jenderal," kata Nasution.
Karena itu, dengan persetujuan dari empat panglima angkatan, ia membentuk “Panitia Odang” untuk menyelidikinya. Menurut hasil penyelidikan panitia tersebut kemudian ternyata bahwa tidak terbukti adanya Dewan Jenderal yang hendak melakukan kudeta, sebagaimana telah diumumkan dan telah dilaporkan kepada Presiden.
"Bagi saya, peristiwa itu mewajibkan saya untuk sungguh-sungguh berjuang menegakkan kebenaran dan keadilan," kata Jenderal Nasution dalam buku," Peristiwa 1 Oktober 1965, Kesaksian Jenderal Besar Abdul Haris Nasution."
#g30spki #pki #tniad
Ещё видео!