TRIBUN-VIDEO.COM - Beberapa kepala desa di Garut tak mau menyalurkan program bantuan tunai.
Hal tersebut diketahui oleh Bupati Garut, Rudy Gunawan.
Menurutnya, kepala desa menolak menjadi penyalur lantaran takut terjadi konflik di masyarakat.
Rudy Gunawan mengatakan beberapa desa tidak mau menyalurkan Bantuan Langsung Tunai (BLT) lantaran dananya tidak cukup.
Sehingga mereka takut bila nanti terjadi konflik di daerah.
“BLT yang Rp 600.000 itu, juga akan jadi konflik. Beberapa desa sudah menyatakan tidak mau menyalurkan BLT karena dananya tidak cukup. Kalau dikasih pasti terjadi konflik di daerah,” kata Rudy.
Pemerintah desa khawatir ada warga yang tidak mendapatkan bantuan dan menyebabkan protes.
Untuk itu, para kepala desa meminta agar program bantuan atau BLT bisa dibagikan secara merata ke masyarakat.
Misalnya, dengan jumlah bantuan yang dikurangi, namun bisa diberikan ke lebih banyak orang.
“Desa maunya jangan Rp 600.000, Rp 200.000 bagi rata saja, tapi itu kan melanggar aturan,” kata Rudy.
Dikutip dari Kompas.com, Jumat (17/4/2020), Rudy mengatakan, saat ini Pemkab Garut sedang menghitung anggaran untuk program-program penanganan Covid-19.
Sementara itu, Wakil Bupati Garut Helmi Budiman mengatakan, adanya desa-desa yang menolak menyalurkan program BLT karena sampai saat ini semua program bantuan dari pemerintah belum ada yang turun.
Menurut Helmi, dari data yang diajukan oleh pemerintah desa, ada 450.000 kepala keluarga yang terdampak langsung wabah virus corona.
(Tribun-Video.com/Kompas.com)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Sejumlah Kades Tidak Mau Jadi Penyalur Bantuan Tunai, Ini Alasannya", [ Ссылка ].
Penulis : Kontributor Garut, Ari Maulana Karang
Editor : Abba Gabrillin
=============
Ещё видео!