TRIBUN-VIDEO.COM - Uni Eropa mulai khawatir kelelahan menangani pengungsi Ukraina yang dilanda perang melawan Rusia.
Terlebih saat ini Uni Eropa dilanda inflasi yang membuat krisis ekonomi.
Dikutip dari rt.com pada Kamis (8/6/2023), Komisaris Urusan Dalam Negeri Uni Eropa Ylva Johansson memberikan penjelasan.
Ia menerangkan, Uni Eropa sedang mengalami “kelelahan solidaritas” terhadap pengungsi Ukraina.
Aliran dana dari pemerintah anggota blok ke pengungsi menyebabkan kebencian.
Solidaritas para anggota UE dipertaruhkan dengan mengurusi para pengungsi Ukraina.
"Apa yang kita sebut 'kelelahan solidaritas' mulai terjadi di beberapa negara anggota," katanya.
Sementara itu, penasihat khusus UE untuk Ukraina Lodewijk Asscher menerangkan, krisis biaya hidup telah menghantam keluarga berpenghasilan rendah dan menengah di masyarakat.
Padahal sebagian anggaran harus digelontorkan untuk mengintegrasikan sekitar empat juta pengungsi Ukraina ke dalam perawatan mereka.
Dicontohkan, Irlandiatelah dicengkeram oleh salah satu kekurangan perumahan paling akut di dunia selama beberapa dekade terakhir.
Namun, negara itu menampung lebih dari 76.000 pengungsi Ukraina.
Sebaliknya, Prancis telah menampung kurang dari 70.000 orang Ukraina, meskipun memiliki populasi 13 kali lipat dari Irlandia dan jauh lebih banyak tempat tinggal yang tersedia per kapita.
Penasihat khusus UE untuk Ukraina mengklaim bahwa kebencian di antara orang Eropa berpenghasilan rendah dan menengah.
Hal ini telah menciptakan konteks di mana propaganda Rusia bisa lebih berhasil.
Baik Aascher maupun Johannson tidak menyarankan untuk memperlambat masuknya pengungsi untuk menenangkan warga mereka yang kelelahan.
Namun, keduanya tampaknya lebih khawatir tentang prospek publik yang mulai memihak Rusia.
“Wacana migrasi dan pengungsi dapat dipersenjatai untuk menabur perpecahan di dalam UE,” kata Johansson kepada wartawan, Selasa.
(Tribun-Video.com/ rt.com)
#beritaterbaru #beritaterkini #beritaviral #live #breakingnews
Ещё видео!