KENDAL, KOMPAS.TV - Kamis (28/07) kemarin, Kopda Muslimin ditemukan tak bernyawa di kediaman orang tuanya di Kendal, Jawa Tengah.
Di hari yang sama, ia langsung dimakamkan namun tidak secara militer.
Kopda Muslimin diduga bunuh diri setelah mengalami muntah muntah, pada Kamis (28/07) pagi.
Orang tua Kopda Muslimin sempat meminta anaknya untuk menyerahkan diri, saat ia datang ke rumah untuk meminta maaf.
Upaya bunuh diri Kopda Muslimin, tak datang tiba-tiba.
Kasat Reskrim Polrestabes Semarang AKBP Donny Lumbatoruan menyebut, Kopda Muslimin sempat menyampaikan rencana ini pada orang lain.
Keinginan yang diucap Kopda Muslimin rupanya jadi kenyataan.
11 hari menghilang dari kejaran polisi, ia meninggal di rumah orang tuanya.
Dari hasil pemeriksaan dalam tubuh, diketahui Kopda Muslimin mati lemas karena penyakit pada otak atau keracunan.
Meski demikian, hasil otopsi ini masih memerlukan tindakan lanjutan berupa patologi anatomi dan pemeriksaan laboratorium toksikologi untuk memastikan penyebab kematiannya.
Perbuatan Kopda Muslimin yang berniat membunuh sang istri, membuat kaget Abidin, salah seorang kerabat.
Abidin mengetahui kasus percobaan pembunuhan hingga 4 kali oleh Kopda Muslimin dari media social.
Percobaan pembunuhan istri Kopda Muslimin, Rina Wulandari terjadi pada 18 Juli 2022.
Rina yang baru pulang mengantar anak ke sekolah, ditembak dua kali di bagian perut di depan rumahnya di Jalan Cemara III, Banyumanik, Kota Semarang.
Diketahui Kopda Muslimin menyewa 5 pembunuhan bayaran dengan imbalan Rp200 juta.
Tak hanya itu, ia bahkan meminta eksekutor menembak kepala sang istri.
Motif asmara dan adanya perempuan idaman lain, diduga kuat yang jadi alasan Kopda Muslimin gelap mata, hingga tega mencoba menghabisi nyawa sang istri, bahkan sampai 4 kali.
Polisi masih melanjutkan penyidikan, meski otak pembunuhan istri TNI telah meninggal.
Ещё видео!