Pada tahun 1680, Kesultanan Banten dilanda konflik yang memecah hubungan ayah dan anak. Sultan Ageng Tirtayasa, seorang penguasa tangguh, harus menghadapi ambisi putranya sendiri, Sultan Haji, yang bersekutu dengan VOC demi merebut takhta. Konflik ini memuncak dalam perang saudara yang berlangsung sengit. Pada 27 Februari 1682, Sultan Ageng melakukan serangan untuk merebut kembali Istana Surosowan. Namun, bantuan besar VOC di bawah Francois Tack dan De Saint Martin memaksa pasukan Sultan Ageng mundur ke Tirtayasa. Setelah perjuangan panjang, pada 28 Desember 1682, wilayah Tirtayasa jatuh ke tangan Sultan Haji dan VOC. Sultan Ageng, bersama Pangeran Purbaya dan Syekh Yusuf, terpaksa melarikan diri ke pedalaman Sunda. Sayangnya, pada 14 Maret 1683, Sultan Ageng tertangkap dan dipenjara di Batavia.
Ini adalah kisah pilu tentang kehormatan dan perjuangan seorang ayah yang tersungkur oleh ambisi anaknya sendiri. Saksikan bagaimana Kesultanan Banten yang penuh kejayaan berubah menjadi arena perebutan kekuasaan, diwarnai pengkhianatan, pertempuran, dan dukungan asing yang mengubah arah sejarah.
VIDEO HANYA ILUSTRASI
Ещё видео!