Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) memasuki tahapan baru. Proyek KCJB telah memulai tahapan instalasi rel kereta atau disebut juga proses track laying yang dilakukan dari Depo Tegalluar ke arah Jakarta, menuju Stasiun Kereta Cepat Halim. Acara Seremonial peletakan dan instalasi perdana rel dilakukan di Depo Tegalluar pada Rabu (20/4/2022) dan dihadiri oleh Menteri Perhubungan Republik Indonesia Budi Karya Sumadi, Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan RI, Zulfikri dan undangan lainnya.
Dalam kesempatan itu, Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi dan undangan lainnya menyaksikan langsung proses dan teknologi yang digunakan dalam proses pemasangan rel pada proyek KCJB.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengaku kehadiran proyek KCJB ini menjadi lompatan teknologi dalam dunia transportasi di Indonesia.
“Proyek ini menggunakan teknologi transportasi yang pertama kalinya ada di Asia Tenggara. Saya bangga dan apresiasi dengan apa yang sudah dilakukan, dengan memasang rel menggunakan teknologi yang tinggi,” ujar Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi.
Di tempat yang sama Presiden Direktur PT KCIC, Dwiyana Slamet Riyadi menjelaskan pemasangan instalasi rel atau track laying ini menjadi salah satu tahapan penting dalam proyek KCJB.
Secara teknis, Dwiyana mengatakan pengerjaan track laying secara keseluruhan ditargetkan rampung pada Januari 2023. Target ini diharapkan dapat tercapai mengingat persiapan pra-pemasangan telah berhasil diselesaikan. Dalam proses pengerjaannya, instalasi rel atau track laying KCJB akan melibatkan hingga 1.193 tenaga kerja.
Adapun persiapan yang dimaksud adalah pemasangan ballast track laying yang mencapai 1.000 meter per hari dan pemasangan ballastless track laying yang mencapai 4.500 meter per hari. Ballast adalah bagian dari badan jalan kereta api tempat penempatan bantalan rel. Persiapan ini ditunjang dengan kapabilitas Ballast Factory KCJB di Cianjur dan Sumedang yang mampu memproduksi ballast hingga 20.000m3 per bulan.
Selain ballast, disiapkan juga slab track yang menjadi salah satu bagian persiapan track laying. Produksi slab track dilakukan oleh kontraktor dalam negeri dan bisa tercipta berkat adanya proses transfer teknologi.
Disamping itu dilakukan juga produksi sleeper. Sleeper untuk Kereta Cepat Jakarta-Bandung menggunakan standar mutu China’s Code. Standar ini merupakan standardisasi produk pracetak pertama yang diterapkan di produk Indonesia.
Dalam satu hari, produksi sleeper untuk proyek KCJB mencapai 920 unit. Artinya dalam satu bulan, sebanyak 27.600 unit sleepers siap digunakan untuk memenuhi kebutuhan track laying proyek KCJB.
Sleepers sendiri memiliki fungsi yang vital dalam operasional kereta. Sleepers berperan sebagai pegangan rel yang kuat dan untuk mempertahankan ukuran pegangan rel yang seragam. Selain itu, sleepers juga berfungsi untuk mengurangi getaran yang berasal dari rel dan menawarkan stabilitas longitudinal dan lateral.
Proses produksi yang cepat dan berkualitas ini tentu saja menjadi salah satu faktor pendukung lainnya dalam rangkaian proses pembangunan proyek KCJB.
“Pemasangan instalasi rel perdana ini merupakan salah satu hasil dari komunikasi dan koordinasi yang intensif bersama seluruh stakeholders. Melalui koordinasi yang baik, upaya-upaya percepatan pembangunan proyek KCJB di berbagai titik kerja berhasil berjalan dengan baik dan memberikan dampak positif pada progres pembangunan KCJB,” jelasnya.
Di sisi lain, pengerjaan pengelasan rel KCJB yang berlangsung di Welding Factory Depo Tegalluar juga terus dilakukan. Sudah lebih dari 217.5 km atau 67 persen dari total keseluruhan. Dengan kata lain, KCJB saat ini sudah memiliki 872 batang rel siap pasang dengan panjang meter. Pada proyek KCJB masing-masing jalur memiliki 2 lintasan, artinya dibutuhkan rel tersambung sepanjang 4 kali dari panjang trase.
Adapun batang rel yang digunakan di trase KCJB adalah rel berstandar UIC 60 sepanjang 50 meter. Seluruh rel tersebut disambung sehingga setiap rel memiliki panjang hingga 500 meter. Tujuan dari pengelasan ini adalah untuk meminimalisir sambungan rel sehingga dapat meningkatkan keamanan dan kenyamanan KCJB yang operasionalnya mencapai 350 km/ jam.
“KCJB punya Rel berstandar UIC 60 dengan Panjang 50 m yang disambung menjadi rel sepanjang 500 meter di Welding Factory Depo Tegalluar. Dengan panjang 500 meter, yang artinya minim sambungan, didesain untuk mewujudkan keamanan dan kenyamanan perjalanan dengan Kereta Cepat Jakarta-Bandung,” terang Dwiyana.
Ещё видео!