Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatu pertama Tama saya ucapkan terima kasih banyak kepada semua pihak yang terlibat dalam pembuatan konten ini, terutama untuk keturunan Kanjeng sunan gunung jati dan prabu Siliwangi semoga konten ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan anda semua, kami mohon maaf jika terdapat kesalahan dalam pengucapan dan penyampaian dalam konten ini, dan kami juga menyatakan bahwa isi dalam video ini bukan seluruhnya milik kami, kami mengemasnya agar dapat di cerna dengan mudah terima kasih banyak perhatiannya dan selamat menyaksikan.
SUNAN GUNUNG JATI
Sunan Gunung Jati, lahir dengan nama Syarif Hidayatullah atau Sayyid Al-Kamil adalah salah seorang dari Walisongo, ia dilahirkan Tahun 1448 Masehi dari pasangan Syarif Abdullah Umdatuddin bin Ali Nurul Alam dan Nyai Rara Santang, Putri Sri Baduga Maharaja Prabu Siliwangi dari Kerajaan Padjajaran (yang setelah masuk Islam berganti nama menjadi Syarifah Mudaim).
Syarif Hidayatullah sampai di Cirebon pada tahun 1470 Masehi, yang kemudian dengan dukungan Kesultanan Demak dan Pangeran Walangsungsang atau Pangeran Cakrabuana (Tumenggung Cirebon pertama sekaligus uwak Syarif Hidayatullah dari pihak ibu), ia dinobatkan menjadi Tumenggung Cirebon ke-2 pada tahun 1479 dengan gelar Maulana Jati.
Nama Syarif Hidayatullah kemudian diabadikan menjadi nama Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta di daerah Tangerang Selatan, Banten. Sedangkan nama Sunan Gunung Jati diabadikan menjadi nama Universitas Islam negeri di Bandung, yaitu Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati[1], dan Korem 063/Sunan Gunung Jati di Cirebon.
Abdullah
Abdul Muthalib
Hasyim
Abdul Manaf
Qusay
Kilab
Murroh
Ka'ab
Luay
Ghalib
Dst.
Sayyidina Husain bin
Sayyidina Ali bin Abi Thalib dan Sayyidah Fatimah Az-Zahra binti
Rasulullah Muhammad S.A.W.
Silsilah Sunan Gunung JatiSunting
1. Nabi Muhammad Saw
2. Sayyidah Fatimah Az Zahra + Sayyidina Ali
3. Sayyidina Hussein As Sibthi
4. Syarif Ali Zainal Abidin
5. Syarif Muhammad Al Baqir
6. Syarif Ja'far As Shodiq
7. Syarif Musa Al Kadzim
8. Syarif Ali Ar Ridho
9. Syarif Muhammad At Taqi
10. Syarif Ali An Naqi
11. Syarif Hasan Al Askari
12. Syarif Muhammad Al Mahdi
13. Syarif Ali
14. Syarif isa
15. Syarif Yahya (Uzbekistan)
16. Syarif Abdullah
17. Syarif Ahmad
18. Syarif Jalaludin
19. Syarif Ahmad Jumadil Kubro
20. Syarif Ali Nurul Alam
21. Syarif Abdullah Umdatudin
22. Syarif Hidayatullah (Sunan Gunung Jati)
(Ratu Ayu Wulan)
Ratu Ayu dengan Yunus Abdul Kadir (Pangeran Sabrang Lor) menikah pada 1511 yang menjadi Sultan Demak kedua pada 1518 .
Pertumbuhan dan perkembangan yang pesat pada kesultanan Cirebon dimulailah oleh Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati. Sunan Gunung Jati kemudian diyakini sebagai leluhur dari dinasti raja-raja kesultanan Cirebon dan kesultanan Banten serta penyebar agama Islam di Jawa Barat seperti Majalengka, Kuningan, Kawali (Galuh), Sunda Kelapa, dan Banten.[9]
Kesultanan DemakSunting
Masa ini kurang banyak diteliti para sejarawan hingga tiba masa pendirian Kesultanan Demak tahun 1487, yang mana Walisongo memberikan peranan penting dalam sejarah pendiriannya. Pada masa ini, Syarif Hidayatullah berusia sekitar 37 tahun (kurang lebih sama dengan usia Raden Patah yang baru diangkat menjadi Sultan Demak pertama).
Dengan diangkatnya Raden Patah sebagai Sultan di Pulau Jawa (bukan hanya di Demak), maka Cirebon menjadi semacam Negara Bagian atau Vasal dari Kesultanan Demak.
Hal ini sesuai dengan strategi yang telah digariskan Sunan Ampel, Ulama yang paling dituakan di Dewan Muballigh (Walisongo), bahwa agama Islam akan disebarkan di Pulau Jawa dengan Kesultanan Demak sebagai pelopornya.
kemudian diikuti oleh para pembesar di wilayah Cirebon (bahasa Cirebon: gegeden).
Untuk memperkuat hubungan dengan kesultanan Demak dilakukan dengan pernikahan putra putri kedua kesultanan.[8]
Pangeran Maulana Hasanudin dengan Ratu Ayu Kirana.
Pangeran Jayakelana dengan Ratu Ayu Pembayun
Pangeran Bratakelana dengan Ratu Nyawa (Ratu Ayu Wulan)
Ratu Ayu dengan Yunus Abdul Kadir (Pangeran Sabrang Lor) menikah pada 1511 yang menjadi Sultan Demak kedua pada 1518 .
Pertumbuhan dan perkembangan yang pesat pada kesultanan Cirebon dimulailah oleh Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati. Sunan Gunung Jati kemudian diyakini sebagai leluhur dari dinasti raja-raja kesultanan Cirebon dan kesultanan Banten serta penyebar agama Islam di Jawa Barat seperti Majalengka, Kuningan, Kawali (Galuh), Sunda Kelapa, dan Banten.[9]
WAFATNYA SUNAN GUNUNG JATI
Syekh Syarif Hidayatullah Sunan Gunung Jati berpulang ke rahmatullah pada tanggal 26 Rayagung tahun 891 Hijriah atau bertepatan dengan tanggal 19 September 1568 Masehi. Tanggal Jawanya adalah 11 Krisnapaksa bulan Badramasa tahun 1491 Saka.
@topanasfi1984 #walisongo #sunanampel #sunankalijaga #sunanbonang #sunanmuria #sunandrajat
#storytelling #indonesia #sejarah #jawa #walisongo #prabusiliwangi #pajajaran #sunda #kerajaansunda
Ещё видео!