Tragedi mengenaskan kembali terjadi di sepak bola Indonesia pada Sabtu, 1 Oktober 2022. Korban jiwa peristiwa tragedi Kanjuruhan usai laga Arema vs Persebaya, bertambah menjadi 174 meninggal.
"Data BPBD [Badan Penanggulangan Bencana Daerah] Jatim pada pukul 10.30 tadi memang demikian, 174 korban meninggal," kata Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Dardak, kepada CNNIndonesia.com.
Emil mengatakan total ada 11 orang luka berat. Sementara sudah ada 298 orang lainnya luka ringan.
Insiden di Stadion Kanjuruhan bermula dari kemarahan suporter tuan rumah yang tidak terima Arema FC kalah 2-3 dari Persebaya. Suporter mengamuk masuk ke lapangan, namun mendapat dihalau petugas kepolisian.
Insiden itu direspons polisi dengan mengadang dan menembakkan gas air mata.
Gas air mata itu ditembakkan tidak hanya kepada suporter yang memasuki lapangan, tetapi juga ke arah tribun penonton yang kemudian memicu kepanikan suporter. Akibatnya, massa penonton berlarian dan berdesakan menuju pintu keluar, hingga sesak nafas, penumpukan massa, dan terinjak-injak.
Tragedi di Stadion Kanjuruhan ini pun masuk kejadian paling memilukan dalam sejarah sepak bola dunia. Jika melihat daftar laga sepak bola dunia yang paling banyak memakan jiwa versi Priceonomics.com, maka tragedi Stadion Kanjuruhan ini masuk daftar kejadian paling mematikan kedua dalam sejarah sepak bola dunia.
"Ini adalah tragedi bersejarah, tidak hanya untuk dunia sepakbola Indonesia, tetapi juga dunia sepakbola internasional," ujar Jessica Washington, salah seorang reporter kantor berita internasional, Al Jazeera.
"Tragedi ini adalah salah satu tragedi terbesar yang pernah terjadi dalam dunia olahraga, baik itu dalam hal kekerasan suporter, maupun dalam hal kematian suporter dalam sebuah pertandingan", tambahnya.
Tragedi Kanjuruhan menjadi sorotan, Tak hanya media Indonesia, media luar negeri turut menyorot tragedi Kanjuruhan yang terjadi beberapa waktu lalu.
Ещё видео!