SALATIGA, KOMPAS.TV - Demi bisa menambah penghasilan di masa pandemi, pedagang pasar tradisional di Kota Salatiga, Jawa Tengah memiliki usaha sampingan, yakni menjadi perajin kursi rotan. Hasil kursi anyaman langsung diekspor ke luar negeri seperti Amerika Serikat dan juga Prancis.
Setiap hari sepulang berdagang, para pedagang pasar tradisional ini berkumpul di Balai Dukuh Kampung Pancuran, Kutowinangun Lor, Kecamatan Tingkir, Kota Salatiga, Jawa Tengah. Di lokasi ini mereka diajari kerajinan menganyam kursi rotan berbahan rotan sintetis dengan rangka aluminium. Para pedagang ini dalam naungan Kelompok Usaha Tirta Karya, yang berdiri saat pandemi Covid-19 melanda.
Anggota kelompok usaha Tirta Karya, kebanyakan adalah pedagang yang usahanya terdampak pandemi, yakni penghasilannya berkurang bahkan beberapa pedagang tidak bisa berjualan karena kehabisan modal usaha. Pada kondisi tersebut, kelompok usaha Tirta Karya, mendapat tawaran dari rekanan untuk merakit kursi sintetis rotan, dengan sistem modelnya adalah pemberdayaan. Dan peluang tersebut dimanfaatkan untuk bangkit di masa pandemi.
Sebanyak 10 orang perwakilan dari anggota dilatih secara intensif, untuk merakit kursi sintetis rotan. Jika sudah mahir mereka akan memberi pelatihan bagi anggota lainnya.
"Terdampak pandemi itu, kebanyakan dari mereka ada yang pedagang dan wirausaha yang terdampak pandemi, ketika mereka merasakan susahnya mendapat penghasilan, dan saya mendapat tawaran untuk menganyam ini, saya ajak mereka, dan ternyata mereka antusias" ungkap Careca Candra Prasetya, Koordinator Tirta Karya
Saat ini ada sekitar 20 orang para pedagang pasar, yang turut merakit kursi sintetis, yang awalnya hanya dijadikan usaha sampingan, namun kini justru dijadikan pekerjaan utama. Upah yang diterima antara 40 ribu, hingga 130 ribu per kursi, tergantung kesulitan motif anyaman yang dibuat. Dalam sehari, rata-rata satu orang bisa membuat satu kursi rotan sintetis. #kursisintetisrotan #pandemi #perajinkursirotan
Artikel ini bisa dilihat di : [ Ссылка ]
Ещё видео!