Biennale Jogja, merupakan salah satu helatan seni bertarap internasional dua tahunan yang banyak ditunggu-tunggu oleh khalayak seni yang datang dari berbagai daerah. Dalam setiap tahunnya, gelaran ini selalu menyajikan berbagai macam gagasan-gagasan kreatif yang diciptakan oleh banyak seniman dari hasil kolaborasi.
Contohnya saja pada tahun 2015 silam, saat penyelenggaraan Biennale Jogja ke 13 Equator #3 yang juga melibatkan para seniman yang berasal dari Nigeria. Hal inipun menjadi salah satu hal yang membuat Biennale Jogja selalu banyak diburu dan disaksikan oleh khalayak luas.
Tahun 2017, sudah waktunya gelaran itu kembali dilaksanakan di Yogyakarta. Di Biennale Jogja ke-14 Equator #4, pihak penyelenggara membuat sebuah proses kolaborasi bersama seniman dari luar Indonesia. Untuk tahun ini Biennale Jogja siap melibatkan puluhan seniman dari negeri Samba, Brazil dan siap berlangsung pada November 2017 mendatang.
Namun, ada hal yang nampak perbeda untuk penyelenggaraan di tahun ini, yakni dengan adanya sebuah pameran pra Biennale Jogja sebelum acaranya di gelar beberapa bulan mendatang. Hal itupun dibenarkan oleh Pius Sigit Kuncoro, Kurator Biennale Jogja ke-14 Equator #4 kepada Tribun Jogja. Pameran itupun digelar sejak 20 hingga 26 Maret 2017 di Ruang Pamer PKKH UGM.
Ungkapnya, pameran itupun merupakan sebuah pengunguman kepada khalayak luas mengenai siapa saja seniman Indonesia yang telah lolos seleksi dan siap menampilkan karya-karyanya pada November mendatang. Setidaknya ada sebanyak 27 nama seniman Indonesia yang terpilih yang berasal dari enam kota di Indonesia, yaitu Yogyakarta, Solo, Malang, Bali, Bandung dan Jakarta.
"Ada sebanyak 900 nama seniman yang masuk, dan kami pun melakukan beberapa proses seleksi hingga pada akhirnya terpilih 27 seniman. Pameran pra Biennale Jogja inipun menjadi momen perkenalan karya-karya dari setiap senimannya. Untuk yang ditampilkan saat Biennale nanti berbeda dengan pameran pra ini," ujarnya beberapa hari lalu.
Dodo Handoko, Direktur Biennale Jogja ke-14 Equator #4 melanjutkan, mengenai tema yang akan diangkat dalam gelarannya nanti masih dalam proses perbincangan. Sebab, dengan ada pameran pra Biennale itu sendiri digunakan sebagai sarana penggojlokan tema bersama para seniman Indonesia.
"Mengapa kami memilih Brazil untuk Biennale Jogja Equator #4 ini, karena negara itu memiliki keberagaman yang beberapa di antaranya memiliki kemiripan dengan Indonesia. Untuk nama-nama seniman Brazil yang siap terlibat nanti akan kami pastikan di Bulan April mendatang," tutur Dodo.
Video & Teks: Septiandri Mandariana/BEM
Ещё видео!