SELALU MEMBERIKAN MANFAAT SETIAP WAKTU
Ustadz Ammi Nur Baits حَفِظَهُ الله تعالى
🗓️ Jumat, 19 Juli 2024
🏢 Masjid Besar Sleman Kota (MBSK)
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم
Kita bersyukur telah berikrar bahwasanya Allah sebagai Rabb kita, Islam sebagai agama kita, dan Nabi ﷺ sebagai Utusan Allah sebagaimana hadits
عَنْ الْعَبَاسِ بْنِ عَبْدِ المُطَّلِبْ -رضي الله عنه-، أَنَّهُ سَمِعَ رَسُوْلَ اللَّهِ ﷺ يَقُوْلُ : ذَاقَ طَعْمَ الإِيْمَانِ مَنْ رَضِيَ بِاللَّهِ رَبًّا وَبِالإِسْلَامِ دِيْنًا وَبِمُحَمَّدٍ رَسُوْلًا. (رواه مسلم)
Dari ‘Abbas bin ‘Abdil Muththalib رضي الله عنه , bahwa dia telah mendengar Rasulullah ﷺ bersabda: “Akan merasakan kelezatan iman, orang yang ridha kepada Allah سبحانه وتعالى sebagai Rabbnya dan Islam sebagai agamanya serta (nabi) Muhammad ﷺ sebagai rasulNya”1 .
[1 HSR Muslim (no. 34).]
Maka konsekuensinya kita beribadah hanya kepada Allah semata, meninggalkan apa-apa yang tidak sesuai dengan syariat islam, kemudian menjadikan Nabi ﷺ sebagai sumber rujukan dalam beragama meliputi :
1. Membenarkan semua kabar berita dari Nabi ﷺ
2. Menjalankan perintah-perintah dari Nabi ﷺ
3. Menjauhi larangan-larangan dari Nabi ﷺ
4. Beribadah sesuai tuntunan Nabi ﷺ
Kita diperintahkan untuk beriman sehingga tunduk dan patuh dengan syariat yang dibawa Nabi ﷺ, tidak mendahulukan akalnya sebagaimana kita memahami hadits lalat
عن أبي هريرة رضي الله عنه مرفوعاً: «إذا وقع الذباب في شراب أحدكم فليغمسه، ثم لينزعه؛ فإن في أحد جناحيه داء، وفي الآخر شفاء». وفي رواية: «وإنه يتقي بجناحه الذي فيه الداء».
[صحيح، وزيادة أبي داود صحيحة] - [رواه البخاري، والرواية الأخرى لأبي داود وأحمد]
Dari Abu Hurairah -raḍiyallāhu 'anhu-, ia berkata, "Rasulullah -ﷺ- bersabda, "Jika seekor lalat jatuh di dalam minuman salah seorang di antara kalian, hendaknya ia menenggelamkannya lalu mengangkisnya, karena di salah satu sayapnya ada penyakit dan di sayap lainnya ada obat." Dalam satu riwayat, "Sesungguhnya lalat berlindung dengan sayap yang di dalamnya ada penyakit."(Hadis sahih - Diriwayatkan oleh Bukhari)
Kita diperintahkan dalam Islam untuk menjadi manusia yang bermanfaat untuk orang lain sebagaimana hadits berikut ini
عن أبي هريرة رضي الله عنه مرفوعاً: «الإيمانُ بِضْعٌ وَسَبْعُونَ أو بِضْعٌ وسِتُّونَ شُعْبَةً: فَأَفْضَلُهَا قَوْلُ: لا إله إلا الله، وَأَدْنَاهَا إِمَاطَةُ الأَذَى عَنِ الطَّرِيقِ، وَالحَيَاءُ شُعْبَةٌ مِنَ الإِيمَانِ».
[صحيح] - [متفق عليه]
Dari Abu Hurairah -raḍiyallāhu 'anhu- secara marfū', (Nabi bersabda), "Iman itu memiliki tujuh puluhan lebih atau enam puluhan lebih cabang; cabang yang paling utama ialah ucapan Lā ilāha illallāh (tiada Ilah yang berhak disembah dengan benar selain Allah), dan cabang yang paling rendah ialah menyingkirkan duri dari jalan, dan malu adalah salah satu cabang dari iman."(Hadis sahih - Muttafaq 'alaih)
Kemudian dilarang memberikan mudarat kepada orang lain berdasarkan kaidah
لاَ ضَرَرَ وَلاَ ضِرَارَ
Tidak boleh melakukan sesuatu yang membahayakan diri sendiri ataupun orang lain.[1]
[1] HR. Imam Ahmad 1/313. Ibnu Mâjah dalam Kitab Al-Ahkâm, Bab Man banâ bihaqqihi mâ yadhurru jârahu, No. 2341
Youtube ; [ Ссылка ]
Facebook ; [ Ссылка ]
#iman #ridha #islam #manfaat
Ещё видео!