TRIBUN-VIDEO.COM - Kapolri Jenderal Listyo Sigit mengungkapkan soal kronologi tragedi maut di Stadion Kanjuruhan Malang, Jawa Timur.
Kerusuhan maut tersebut terjadi pasca-laga Arema FC kontra Persebaya Surabaya dalam lanjutan Liga 1 2022/2023 pada (1/10/2022) malam WIB.
Berikut kronologi lengkap versi polisi, yang diungkap oleh Kapolri Jenderal Listyo Sigit.
Awalnya pada tanggal 12 September 2022 panitia pelaksana (panpel) Arema FC mengirimkan surat kepada Polres Malang.
Surat tersebut terkait permohonan rekomendasi pertandingan sepak bola Arema FC dan Persebaya yang dilaksanakan tanggal 1 Oktober 2022.
Kemudian Polres Malang, dan pihak polisi menanggapi surat tersebut, di mana mendorong panpel mengubah waktu pelaksanaan menjadi pukul 15.30 WIB dengan pertimbangan faktor keamanan.
Tetapi permintaan tersebut ditolak oleh PT LIB, dengan alasan jika waktunya digeser, tentunya ada pertimbangan-pertimbangan yang perlu dipikirkan.
Pertimbangan yang terkait dengan masalah penayangan langsung dan lain-lain yang mengakibatkan dampak bisa memunculkan pinalti atau ganti rugi.
Sehingga karena hal tersebut, pengamanan polisi pun ditingkatkan, dari awalnya 1.073 personel bertambah menjadi 2.034 personel.
Diketahui pertandingan yang berjalan pukul 20.00 WIB sampai dengan selesai, skor berakhir dengan dua untuk Arema FC dan tiga untuk Persebaya.
Jenderal Listyo Sigit mengatakan proses pertandingan semua berjalan lancar, tapi di akhir pertandingan muncul reaksi dari suporter terkait dengan hasil yang ada.
Sehingga muncul beberapa suporter yang masuk ke lapangan.
Terkait hal tersebut tentunya tim kemudian melakukan pengamanan khusus terhadap official pemain, khususnya pemain Persebaya dengan menggunakan empat kendaraan taktis barakuda.
Dan proses evakuasi berjalan cukup lama, sekira hampir satu jam karena sempat terjadi kendala dan hambatan, karena memang terjadi penghadangan.
Tetapi kemudian berjalan lancar dan evakuasi pada saat itu dipimpin langsung oleh Kapolres.
Di sisi lain pada saat yang bersamaan, penonton semakin banyak yang turun ke lapangan.
Sehingga pada saat itu kemudian beberapa anggota mulai melakukan kegiatan-kegiatan penggunaan kekuatan.
Seperti yang dilihat, ada yang menggunakan tameng, termasuk pada saat mengamankan kiper Arema FC saudara Adilson Maringa.
Dari tribun, penonton pun semakin banyak yang ke lapangan, dan beberapa personel mulai menembakkan gas air mata.
Kapolri menyebut terdapat 11 personel yang menembakkan gas air mata, yaitu di tribun selatan tujuh tembakan, tribun utara satu tembakan dan ke lapangan tiga tembakan.
tentu itulah yang kemudian mengakibatkan para penonton, terutama yang ada di tribun panik, merasa pedih, dan berusaha untuk segera meninggalkan arena.
Di satu sisi, lanjut Jenderal Listyo Sigit, tembakan tersebut dilakukan dengan maksud, untuk mencegah penonton yang di tribun untuk tidak turun ke lapangan.
Hingga akhirnya para penonton yang terselimuti gas air mata itu pun, berdesakan berusaha untuk keluar.
Namun terdapat kendala, yaitu tidak semua pintu dibuka, padahal di Stadion Kanjuruhan terdapat 14 pintu.
Ia menambahkan, seharusnya lima menit sebelum pertandingan berakhir seluruh pintu tersebut seharusnya dibuka.
Dan saat itu pintu memang dibuka, namun tidak sepenuhnya, hanya berukuran satu setengah meter dan para penjaga pintu tidak berada di tempatnya.
Diketahui berdasarkan pasal 21 regulasi keselamatan PSSI, menyebutkan bahwa penjaga pintu harus berada di tempatnya selama penonton belum meninggalkan stadion.
Selain itu kata Kapolri, terdapat besi melintang setinggi 5 cm yang dapat mengakibatkan penonton atau suporter menjadi terhambat pada saat melarikan diri melewati pintu.
Penonton yang berjumlah sangat banyak tersebut berdesakan, dan menyumbat pintu dengan waktu hampir 20 menit.
Korban banyak yang mengalami patah tulang, trauma di kepala, dan sebagian besar yang meninggal mengalami afeksia.
(Tribun-Video.com)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul KRONOLOGI Tragedi Kanjuruhan Versi Polisi, Termasuk saat Kiper Arema FC Adilson Maringa Diamankan, [ Ссылка ].
Penulis: garudea prabawati
Editor: Daryono
VP: Satria Yoga
Host: Yessy Wienata
Ещё видео!