Shiratal Mustaqim merupakan sebuah istilah dalam agama Islam yang berasal dari bahasa Arab yang secara harfiah berarti "jalan yang lurus". Frase ini tercantum pada surat Al Fatihah ayat 6-7 yang berbunyi :
Tunjukilah kami jalan yang lurus,Yaitu jalan orang-orang yang sudah engkau beri nikmat, bukan jalan yang dimurkai, bukan pula jalan orang-orang yang sesat. ( Al-Fatihah / Pembukaan : 6-7 )
Jalan yang lurus tersebut merupakan jalan yang ditempuh oleh manusia dalam mengaplikasikan prinsip-prinsip yang dijelaskan dalam surat Al-Fatihah hingga surat An-Naas (Manusia), yang berarti bagaimana mengaplikasikan kehendak Allah yang sudah terjadi di Dunia Semesta, menjadi kehendak Allah yang juga terwujud dalam kehidupan manusia.
Kata 'tunjukilah kami' ( ihdina ) merupakan permohonan manusia secara komunal (jama'ah) itulah mengapa Islam bukan sekedar urusan pribadi / individu , tetapi juga urusan yang melibatkan manusia secara menyeluruh.
Adapun yang dimohon merupakan ajar dalam mendapatkan , melaksanakan dan merealisasikan tujuan dari Shiratal Mustaqim yaitu Allah sebagai Pengajar/Pengatur( Rabb ) , Sang Raja ( Malik ) dan Ilah dalam kehidupan manusia.
Arti Shiratal Mustaqim
Para ulama pakar tafsir adun dari kalangan sahabat maupun yang hidup sesudahnya sudah jumlah memberikan penjelasan tentang arti shiratal mustaqim.
Imam Sisa dari pembakaran Ja’far bin Juraih rahimahullah bercakap, “ Para pakar tafsir sudah sepakat seluruhnya bahwa shiratal mustaqim merupakan jalan yang jelas yang tidak berada penyimpangan di dalamnya” (Tafsir Al Qur’an Al ‘Azim)
Imam Ibnul Jauzi rahimahullah menjelaskan bahwa berada empat perkataan ulama tentang arti shiratal mustaqim:
Pertama : Maksudnya merupakan kitabullah. Ini merupakan argumen yang diriwayatkan oleh sahabat ‘Ali dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Kedua : Artinya merupakan agama Islam. Ini merupakan argumen Ibnu Mas’ud, Ibnu ‘Abbas, Al Hasan, dan Abul ‘Aliyah rahimahumullah.
Ketiga : Maksudnya merupakan jalan ajar menuju agama Allah. Ini merupakan argumen Sisa dari pembakaran Shalih dari sahabat Ibnu ‘Abbas dan juga argumen Mujahid rahimahumullah.
Keempat : Maksudnya merupakan jalan (menuju) surga. Argumen ini juga dinukil dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma. ( Lihat Zaadul Masiir).
Syaikh Abdurrahman bin Nashir As Sa’di rahimahullah mejelaskan : “Shiratal mustaqim merupakan jalan yang jelas dan gamblang yang mampu mengantarkan menuju Allah dan surga-Nya, yaitu dengan mengenal kebenaran serta mengamalkannya” (Taisirul Kariimir Rahman).
Syaikh Shalih Fauzan hafidzahullah menjelaskan, “ Yang dimaksud dengan shirat (jalan) di sini merupakan Islam, Al Qur’an, dan Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ketiganya dinamakan dengan “jalan” karena mengantarkan kepada Allah Ta’ala. Sedangkan al mustaqim artinya jalan yang tidak bengkok, lurus dan jelas yang tidak akan tersesat orang yang melaluinya” (Duruus min Al Qur’an 54)
Perbedaan penjelasan para ulama tentang arti shiratal mustaqim tidaklah saling bertentangan satu sama lain, bahkan saling melengkapi. Dapat kita simpulkan dari penjelasan di atas bahwa shiratal mustaqim merupakan agama Islam yang sangat jelas dan gamblang, yang wajib diilmui dan diamalkan berdasarkan Al Qur’an dan As Sunnah, sehingga mampu menjadikan pelakunya masuk ke dalam surga Allah Ta’ala. Jalan inilah yang ditempuh oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabatnya.
Sosial Media Kanalpedia Islam:
Facebook: www.facebook.com/kanalpediaislam
Kisah Kisah Islami ini kami sajikan, dengan harapan Insyaa Allah bisa menambah keimanan kita dan kecintaan kita kepada Islam.
#kanalpedia #Jembatanshiratalmustaqim #selamat #shiratalmustaqim
Ещё видео!