Manfaat Daun Sambung Urat Bagi Orang Rimba Tanah Garo
Orik.or.id | Pagi itu, Selasa 22 Oktober 2019, Ahmad Firdaus bersama Yarani menyempatkan diri berkunjung ke orang rimba atau Suku Anak Dalam (SAD) di Desa Tanah Garo Kecamatan Muara Tabir Kabupaten Tebo, Jambi-Indonesia.
Berboncengan mengendarai sepada motor, mereka berdua mulai star dari Kota Tebo___Sekretariat Yayasan Orang Rimbo Kito (Orik), Simpang Limo Kelurahan Muara Tebo Kecamatan Tebo Tengah Kabupaten Tebo)___pada Senin sore, 21 Oktober 2019 dengan melitasi jalan menuju Kuamang Kuning. Satu setegah jam perjalanan, mereka tiba di Desa Tanah Garo.
Hampir magrib dan tidak memungkinkan untuk mereka melanjutkan perjalan menuju lokasi orang rimba, Firdaus dan Yarani pun terpaksa menginap di desa tersebut.
Selasa pagi (22/10) mereka berdua melanjutkan perjalanan menju lokasi orang rimba dibawah Ketumenggungan___kelompok___Ngadap. Sudah dipastikan mereka harus melewati rimba belantara untuk bisa sampai lokasi yang dituju.
“Karena musim kemarau saja kami bisa sampai ke tempat Tumenggung Ngadap dengan mengendarai motor. Kalau musim hujan, yah, mungkin terpaksa jalan kaki,”kata Firdaus.
Firdaus adalah Ketua Yayasan Orik. Sewindu lebih dia akrab dan mengabdikan diri sebagai pendamping orang rimba. Kelompok Tumenggung Ngadap merupakan salah satu kolompok dampingan yang dikordinir oleh Yarani.
Tiba di lokasi yang dituju___hutan tempat kelompok Tumenggung Ngadap__, mereka berdua tidak serta merta bisa berjumpa dengan Tumenggung Ngadap. Meski sudah lama mendampingi kelompok itu, namun aturan adat atau tradisi orang rimba di sana tetap dijalani.
Mereka terlebih dahulu harus menemui salah seorang orang rimba yang menunggu di tepi hutan. Setelah bertemu, orang rimba ini akan memanggil Tumenggung Ngadap dengan bahasa khas mereka, Bahasa orang rimba.
Dari jarak yang cukup jauh, orang rimba ini menyerukan kepada Tumenggung Ngadap jika ada tamu dari luar yang ingin berkunjung. Dari jauh juga Tumenggung Ngadap menanyakan siapa nama tamu dana apa maksud dan tujuan tamu tersebut.
Setelah mengetahui siapa yang datang, Tumenggung Ngadap bersama Depati Laman Senjo bergegas datang untuk menemukan tamunya tersebut. “Oh… Pendamping kami kiranya yang datang,” sambut Tumenggung bersama Depati dengan senyup yang lebar.
Kedatangan Firdaus dan Yarani di tempat itu memang sangat ditunggu oleh kelompok orang rimba ini. Orang rimba ini pun mulai bercerita tentang kondisi hutan mereka yang mulai disasar oleh para peramba dan palaku illegal loging.
“Ini__hutan__ tempat kami tinggal. Ini juga tempat kami hidup dan berkehidupan. Kalua dijarah, apapun akan kami lakukan untuk mempertahankan hutan kami ini,”kata Tumenggung.
Pada kesempatan itu, Tumenggung dan Depati memperkenalkan sejumlah tanaman hutan yang berkasiat untuk menyembuhkan penyakit nyeri otot, keseleo, salah urat maupun patah tulang. Daun pada tanaman tersebut yang digunakan sebagai obat. Orang rimba menyebut tanaman perdu itu dengan nama “Daun Sambung Urat”.
Pengolahan atau meramu daun ini menjadi obat sangatlah gampang sekali. Cukup dengan ditumbuk dan diolehkan pada bagian tubuh yang terasa sakit. “Tanaman ini hanya tumbuh di hutan tua__hutan yang belum dirambah___. Kalua yang mirip daun ini memang banyak, tapi kami orang dalam tetap bisa membedakan mana yang daun Sambung Urat atau tidak. Perbedaannya hanya bisa dilihat pada serat daunnya,” jelas Tumenggung kepada Firdaus dan Yarani.
Tumenggung juga berkata jika di hutan mereka itu sangat banyak terdapat tanaman atau tumbuhan yang berkhasiat untuk obat. Namun, ujar dia, tidak cukup hanya sehari dua untuk mengenal tanaman itu. “Jumlahnya ada ribuan jenis bahkan juataan. Butuh waktu lama untuk menghapalnya,”ucap Tumenggung.
Sore hampir tiba, dua hari perjalanan yang direncanakan untuk mengunjungi kelompong orang rimba ini nyaris habis. Firdaus dan Yarani pun bergegas pamit untuk kembali ke Kota Tebo.
“Tolong jaga hutan kita pak Tumenggung. Kami akan rutin berkunjung kemari,” pesan Firdaus kepada Tumenggung dan Depati sebelum meninggalkan hutan tersebut. [Orik]
Ещё видео!