Piramida adalah bangunan peninggalan zaman Mesir kuno yang diperkirakan dibangun selama sekitar 2.700 tahun, yakni sejak awal periode Kerajaan Lama Mesir (2700–2200 SM) hingga akhir periode Dinasti Ptolemaik (305-30 SM).
Piramida Mesir termasuk salah satu di antara delapan keajaiban dunia,dan dikenal sebagai tempat makam raja raja. Konon kabarnya, raja-raja dan bangsawan Mesir ketika meninggal tidaklah dikuburkan. Mereka diawetkan dan disimpan bersama harta kekayaannya. Seperti penemuan makam Raja Tutankhamun yang ditemukan utuh dan lengkap.
Namun, menurut Alquran, tujuan utama pembangunan piramida bukanlah sebagai makam. Dalam surah al-Qashash (28) ayat 38 disebutkan, "Dan Firaun berkata, 'Hai pembesar kaumku, aku tidak mengetahui Tuhan bagimu selain aku. Maka, bakarlah Hai Haman untukku tanah liat, kemudian buatkanlah untukku bangunan yang tinggi supaya aku dapat naik melihat Tuhan Musa. Dan, sesungguhnya aku benar-benar yakin bahwa dia termasuk orang-orang pendusta."
Dalam ayat ini disebutkan, tujuan Firaun membuat sebuah bangunan tinggi dari tanah liat tersebut adalah untuk melihat Tuhan Nabi Musa ke langit. Ia ingin membuktikan, benarkah di atas sana ada Tuhannya Nabi Musa atau tidak.
Hal menarik yang disebutkan Alquran adalah sepenggal ayat yang mengatakan, "Maka bakarlah Hai Haman untukku tanah liat, kemudian buatkanlah untukku bangunan yang tinggi." Dalam ayat ini disebutkan secara lugas bahwa asal pembuatan bangunan yang saat ini dikenal dengan piramida disebutkan Alquran terbuat dari tanah liat yang dibakar. Apakah hal ini bisa dibuktikan secara ilmiah?
Kabar ini bermula dari tulisan seorang wartawan koran Amerika Times dalam edisi 1 Desember 2006 yang menyebutkan, para ilmuwan menyatakan pembuatan piramida berasal dari tanah liat yang dibakar. Ilmuwan Amerika dan Prancis, Profesor Gilles Hug dan Profesor Barsoum menegaskan, piramida paling besar yang saat ini berada di Giza terbuat dari dua jenis batu, yaitu batu alam dan batu-batu yang dibuat secara manual.
Menurutnya, model pembuatan batu tersebut dengan dibakar di bawah kayu, lalu tanah liat tersebut dipanaskan sehingga membentuk batu keras yang hampir normal. Ilmuwan ini juga menyebutkan, sebenarnya Firaun sangat mahir dalam ilmu kimia dan mengelola tanah liat.
Dalam penelitian yang dipublikasikan majalah Journal of American Ceramic Society disebutkan, Firaun menggunakan jenis tanah slurry untuk membangun monumen yang tinggi secara umum. Demikian juga untuk pembangunan piramida dengan bahan yang sama. Batu-batu besar yang tersusun membentuk piramida dibuat dengan cara dibakar. Menurut ilmuwan ini, tidak mungkin mengangkat batu yang beratnya ribuan kilogram tersebut. Inilah yang membuat Firaun menggunakan batu alam untuk membangun dasar. lalu barulah selanjutnya tanah liat tersebut dibakar, kemudian disusun membentuk piramida.
Model pembakaran tanah liat tersebut dicampur dengan lumpur kapur di tungku perapian yang dipanaskan dengan uap air garam. Setelah itu, uap air ini ikut membentuk campuran tanah liat. Tahapan selanjutnya dengan membuat cetakan di atas kayu dan dituangkan dalam tempat yang disediakan di dinding piramida.
Profesor Davidovits meneliti langsung batu piramida yang diambil dari piramida Giza. Pengamatan dilakukan dengan menggunakan mikroskop elektron. Ia menemukan sebuah jejak reaksi cepat yang menafsirkan batu itu terbuat dari lumpur. Pakar geologi dahulunya belum memiliki kemampuan membedakan antara batu alam dan batu buatan. Tapi, dengan peralatan canggih sang profesor, mereka akhirnya bisa membedakan.
Sang profesor juga menguji pembuatan batu lumpur dengan model yang sama dalam tempo 10 hari. Ia dapat menafsirkan secara akurat, memang model pembuatan batu-batu piramida dengan tanah liat atau lumpur yang dibakar api.
Penelitian ini juga didukung ilmuwan asal Belgia Guy Demortier. Setelah bertahun-tahun melakukan riset dan studi, ia akhirnya yakin bahwa piramida yang terletak di Mesir dibuat dengan menggunakan tanah liat.
Selain itu, profesor asal Prancis Joseph Davidovits juga melakukan eksperimen selama 20 tahun. Ia menemukan piramida dibangun dari lumpur, terutama di bagian puncak piramida di mana sulit untuk menaikkan batu alam.
Inilah satu lagi keajaiban Alquran yang terkuak oleh sains abad modern. Bagaimana mungkin Alquran yang diturunkan 14 abad dahulu bisa menyebutkan secara eksplisit pembuatan piramida.
⚠️Terkadang beberapa footage di channel ini bukan milik kami, Hak cipta sepenuhnya di pegang oleh masing masing pemilik footage,Kami Berusaha Membuat video berdasarkan aturan penggunaan wajar ( Section 107 Copyright Act 1976 ) Yang bertujuan untuk Pemberitaan,Pembelajaran dan komentar.
⚠️Sometimes some of the footage on this channel does not belong to us. Copyright is fully held by the respective owners of the footage. We try to make videos based on fair use rules (Section 107 Copyright Act 1976) with the aim of reporting, learning and commenting.
![](https://s2.save4k.org/pic/So5piGP0ny8/maxresdefault.jpg)