TRIBUN-VIDEO.COM - Mantan Komandan Tertinggi Sekutu NATO Eropa James Stavridis memperingatkan pada hari Jumat (28/4/2023) bahwa Amerika Serikat dan Ukraina kehabisan amunisi karena perang Rusia berlarut-larut.
Dia memprediksi juga akan kekurangan komponen elektronik, senjata berpemandu presisi, dan semen di tengah perang.
Kekurangan dapat diperburuk oleh masalah dalam rantai pasokan komersial global, yang menurut Stavridis, mulai "terwujud".
Ukraina diperkirakan akan melancarkan serangan balasan musim semi terhadap Rusia dan telah menerima bantuan militer terus menerus dari Barat untuk mengalahkan pasukan Rusia.
Termasuk peralatan canggih, tank, dan artileri.
Pada bulan Januari, Satvridis mengatakan bahwa tank Leopard yang dikirim Jerman ke Kyiv dapat menguntungkan Ukraina.
Stavridis mengatakan bahwa dia "gugup" satu dekade lalu tentang potensi konflik dengan Rusia.
Rusia memiliki basis industri yang "kompeten", banyak atau bahan mentah, dan tenaga kerja yang dibutuhkan untuk beroperasi.
Sementara sekutu Barat memiliki keunggulan dan kemampuan inventaris.
Kebutuhan besar Ukraina mendorong tantangan dalam memasok material untuk operasi tempur pada tingkat yang tidak saya antisipasi.
Kebutuhan akan komponen elektronik khususnya—untuk membuat senjata berpemandu presisi, drone canggih, rudal jelajah anti-kapal, dan apa yang disebut peluru artileri pintar—melonjak.
Meskipun ekonomi global lesu, perusahaan sipil bersaing dengan militer Barat untuk chip semi-konduktor penting, terutama yang high-end diproduksi sebagian besar di Taiwan.
Semen adalah produk lain yang semakin langka, menurut Stavridis, karena rekonstruksi dibutuhkan di Ukraina sementara perang terus berlanjut.
Ini juga sangat diminati di AS untuk proyek infrastruktur yang akan dilaksanakan sesuai dengan Undang-Undang Infrastruktur Bipartisan.
Ada proyeksi bahwa produk lain juga akan menipis seperti senjata, misil, dan amunisi— terutama peluru howitzer.
Stavridis juga memperingatkan terhadap kekurangan pekerja amunisi yang "terampil".
Mantan komandan NATO itu melanjutkan: “Sementara Departemen Pertahanan akan terus melindungi cadangan perangnya sendiri, kelebihan tingkat persenjataan—yang ditimbun untuk kemungkinan di luar kebutuhan dasar rencana perang AS—sangat rendah.
Dan itu bukan hanya peluru howitzer: Roket HIMARS berkinerja tinggi juga kekurangan pasokan, misalnya.”(*)
#beritaterbaru #beritaterkini #beritaviral #live #breakingnews #NATO #amunisiperang #rusiavsukrainahariini
Host: Saradita
VP: Yogi Putra
Artikel ini telah tayang di Newsweek.com dengan judul Ex-NATO Commander Warns U.S. Running Low on Ammo as Ukraine War Drags On
[ Ссылка ]...
Ещё видео!