#short
#worldcup
#roadtoworldcup2022
#semangat
#wearetheworld
BRAZIL BANJIR AIRMATA
URUGUAY berhasil menjuarai Piala Dunia 1950. La Celeste mengalahkan Brasil di final dan membuat tim tuan rumah merana di Maracana.
Setelah vakum karena adanya Perang Dunia II selepas edisi 1938 di Perancis, Piala Dunia FIFA kembali diselenggarakan di Brasil. Piala Dunia 1950 Brasil menjadi edisi keempat dari turnamen sepak bola terbesar di dunia tersebut.
Pada 1950, Piala Dunia kembali digelar di Amerika Seletan setelah dua edisi sebelumnya selalu dilangsungkan di Eropa.
Banyak Tim Mundur
Format kualifikasi menuju putaran final kembali digunakan pada Piala Dunia 1950. Akan tetapi, sejumlah negara memutuskan mundur saat kualifikasi. Argentina, Ekuador, dan Peru mundur setelah undian kualifikasi. Sementara itu dari Asia, tiga tim yakni Filipina, Burma (Myanmar), dan Indonesia juga mundur.
Alhasil, Piala Dunia 1950 hanya diikuti oleh 13 tim yakni Brasil (tuan rumah), Italia (juara 1938), Uruguay (juara 1930), Bolivia, Chile, Meksiko, Paraguay, Spanyol, Swedia, Swiss, Amerika Serikat, dan Yugoslavia.
Piala Dunia 1950 juga menggunakan format berbeda dari tiga edisi sebelumnya. Tuan rumah Brasil mengusulkan agar turnamen digelar menggunakan format round-robin untuk memaksimalkan pertandingan dan penjualan tiket.
Pada putaran pertama, ke-13 tim dibagi menjadi empat grup dengan Grup 3 berisi tiga tim dan Grup 4 hanya dua tim.
Air Mata Brasil
Setelah melalui pertandingan putaran pertama, empat tim yang tampil sebagai juara masing-masing grup adalah Brasil (Grup 1), Spanyol (Grup 2), Swedia (Grup 3), dan Uruguay (Grup 4).
Keempat tim itu kemudian diadu lagi pada putaran final juga dengan format round-robin. Pada matchday pertama, Uruguay bermain imbang 2-2 dengan Spanyol dan Brasil melibas Swedia 7-1.
Kemudian pada matchday kedua, Brasil kembali menang besar yakni 6-1 atas Spanyol. Sementara itu, Uruguay menang susah payah 3-2 atas Swedia.
Matchday ketiga menjadi laga penentuan dua tim yang berpeluang juara yakni Brasil dan Uruguay.
Brasil cuma butuh hasil imbang untuk menjadi juara, sedangkan Uruguay harus memenangkan laga jika ingin kembali mengangkat trofi Jules Rimet.
Laga penentu juara Brasil vs Uruguay itu digelar di Stadion Maracana, Rio de Janeiro, dengan dihadiri oleh 173.850 penonton. Jumlah yang hingga kini menjadi rekor penonton final Piala Dunia terbanyak. Dukungan mutlak dari penonton plus "hanya" membutuhkan hasil imbang, laga itu seharusnya menguntungkan Brasil.
Akan tetapi, tragedi menimpa kubu tuan rumah. Brasil kalah 1-2 dari Uruguay.
Keunggulan Brasil lewat gol Albino Friaca bisa dibalas Uruguay melalui aksi Juan Schiaffino dan Alcides Ghiggia.
Dikisahkan, Stadion Maracana dengan ratusan ribu penonton yang sebelumnya riuh mendadak sunyi senyap bagai upacara pemakaman ketika wasit asal Inggris, George Reader, meniup peluit panjang tanda selesainya laga.
Sebuah tragedi sepak bola Brasil yang kemudian dikenal sebagai Maracanazo.
Di sana, di Maracana, Uruguay berjaya meraih gelar juara Piala Dunia kedua mereka. Sementara itu, mimpi Brasil meraih trofi juara dunia pertama hancur terkubur bersama air mata rakyatnya.(*/kps)
Ещё видео!