Kami dari jemaah haji 2024 kloter 6 JKS JAKARTA dan KBIHU Darunnadwah Bekasi melakukan City tour Madinah ke Destinasi yang kerap disambangi disela rangkaian ibadah haji salah satunya Kebun Kurma Salman Al-Farisi.
Kebun kurma sebagai peninggalan sahabat nabi bernama Salman Al Farisi. Ada pertokoan menjual bermacam jenis kurma, salah satunya kurma favorit adalah Kurma Ajwa.
Selain ke toko kebunnya, jalannya bisa lewat pintu kluar belakang atau jalan tersendiri. Dibawak kebun kurma yang rindang ini, ada tempat jajanan yaitu bakso daging unta.
Kisah Nabi Muhammad Bantu Salman Al-Farisi Menanam 300 Pohon untuk Kemerdekaannya
Salman Al-Farisi sebagai budak orang Yahudi dan kisahnya sebagai berikut.
Nabi Muhammad menghormati budak dan memerintahkan kepada para sahabatnya untuk berbuat baik kepada budaknya
Pandangan Nabi Muhammad, budak adalah seorang saudara, mereka selayaknya diperlakukan secara manusiawi.
Nabi Muhammad menyatakan bahwa Islam memberikan hak kepada para budak untuk memerdekakan diri melalui mukatabah yaitu sebuah perjanjian di mana seorang tuan akan memerdekakan budaknya jika mereka berhasil melunasi harga yang disepakati.
Salman al-Farisi awalnya bukan seorang budak atau seorang yang merdeka.
Salman Al-Farisi sebelum bertemu Nabi Muhammad dan menyatakan diri masuk Islam.
Salman al-Farisi diperintahkan bapaknya untuk pergi kesatu tempat, namun tengah jalan, Salman bertemu orang-orang Nasrani yang sedang menjalankan ibadahnya.
Salman Al-Farisi mulai tertarik dengan agama itu dan bertanya kepada pendeta tentang agama Nasrani dari mana agama tersebut berasal dan kepada siapa dia harus belajar lebih dalam.
Salman al-Farisi mulai melakukan pengembaraan untuk memenuhi kehausan spiritualnya.
Hingga suatu ketika ada seorang pendeta yang memberikan kabar kepada Salman Al-farisi perihal akan datangnya Nabi baru dari bangsa Arab yang diutus sama dengan Nabi Ibrahim.
Salman al-Farisi meminta kafilah dagang Bani Kalb, yang sedang lewat. untuk mengantarkannya ke negeri Arab.
Dengan imbalan, Salman akan memberikan harta benda yang dimilikinya. Pedagang Bani Kalb menyetujui permintaan Salman, namun di tengah jalan mereka mengkhianatinya.
Salman al-Farisi malah dijual kepada seorang Yahudi ketika sampai di Yatsrib, Wadi Al-Qura.
Sepupu majikan Salman kemudian membeli Salman dan membawanya ke Madinah.
Salman al-Farisi mendengar majikan barunya ini membincang tentang datangnya seorang dari Makkah yang mengaku sebagai Nabi.
Ia lalu mencari tahu keberadaan Nabi baru tersebut dan berhasil menemukannya.
Salman baru menyatakan keimanannya setelah bertemu yang ketiga kalinya dengan Nabi Muhammad.
Setelah Salman yakin dengan tanda-tanda kenabian pada diri Nabi Muhammad—sebagaimana yang dia ketahui dari pendeta Nasrani; tidak menerima sedekah, hanya menerima hadiah, dan memiliki ‘cap kenabian’ di punggungnya.
Setelah menjadi seorang Muslim, Nabi Muhammad kemudian meminta Salman al-Farisi untuk membuat perjanjian dengan majikannya, di mana dia akan merdeka kalau berhasil melunasi sejumlah harta yang disepakati. Kepada majikannya, sebagaimana dalam buku Akhlak Rasul Menurut Al-Bukhari dan Muslim (Abdul Mun’im al-Hasyimi, 2018), Salman al-Farisi berjanji akan menanam 300 benih pohon kurma dan menyerahkan 40 uqiyah (1 uqiyah setara dengan 119 gram perak, jadi 40 uqiyah sama dengan 4,76 kg perak), sebagai harga yang harus dibayar untuk kemerdekaannya. Dan sang majikan menyetujui itu.
Nabi Muhammad lantas memerintahkan para sahabatnya untuk membantu Salman al-Farisi mengumpulkan 300 benih pohon kurma. Setelah terkumpul, Nabi meminta Salman untuk membuat lubang-lubang di tanah untuk menanam ratusan benih pohon kurma tersebut. Nabi Muhammad, Salman, dan para sahabat lantas mulai menanam benih pohon kurma tersebut satu per satu ke dalam lubang yang sudah dipersiapkan.
Satu persyaratan telah terpenuhi, namun Salman al-Farisi masih memiliki satu tugas lagi; menyetor 40 uqiyah kepada majikannya. Beberapa saat setelah itu, Nabi Muhammad mendatangi Salman al-Farisi dengan membawa emas sebesar telur ayam. Salman menerimanya dan kemudian membayarkannya kepada sang majikan. Maka sejak itu, Salman al-Farisi menjadi manusia yang merdeka, tidak lagi menyandang status budak.
“Dan budak-budak yang kamu miliki yang menginginkan perjanjian, hendaklah kamu buat perjanjian dengan mereka, jika kamu mengetahui ada kebaikan pada mereka, dan berikanlah kepada mereka sebagian dari harta Allah yang dikaruniakan-Nya kepadamu,” kata Nabi Muhammad. Kampanye Islam tentang penghormatan dan pembebasan budak menjadi rintisan dari pada penghapusan perbudakan. Waallahu ‘Alam.
[ Ссылка ]
[ Ссылка ]
[ Ссылка ]
#hajj2024 #umrahhaji #umrahreguler #kebunkurma #kabunkurmasalmanalfarasi #kakbah #baqi #arafah #hajiumrah #beritaterkini #madinah #masjidnabawi #citytour #kakbah #masjidilharam #calonjamaahhaji
Ещё видео!