Di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), Anda dapat menjumpai moda transportasi tradisional yang sangat khas, bernama Cidomo. Cidomo banyak dijumpai beroperasi di Kota Mataram – Ibu Kota Provinsi NTB, kawasan pedesaan, maupun sejumlah lokasi wisata di Lombok, seperti Senggigi dan 3 Gili, yaitu Gili Trawangan, Gili Meno, dan Gili Air. Cidomo menjadi sarana transportasi alternatif, bahkan utama, di berbagai lokasi tersebut.
Keberadaan Cidomo muncul dari kebudayaan agraris Lombok, di mana sawah-sawah terhampar luas, masyarakatnya mayoritas berprofesi sebagai petani, dan banyak yang memelihara kuda. Kemudian, masyarakat mulai berpikir membuat alat transportasi yang dapat digunakan mengangkut padi hasil panen. Akhirnya, terciptalah kendaraan angkut yang didesain khusus dengan memanfaatkan kuda sebagai penariknya, dan diberi nama Cidomo.
Nama Cidomo sendiri adalah akronim dari 3 unsur yakni Cikar yang merupakan badan Cidomo yang terbuat dari kayu. Kemudian, Dokar karena ditarik oleh kuda, dan Motor yang menggunakan roda dari mobil. Berdasarkan hal inilah masyarakat Lombok mengartikan kata Cidomo sebagai kependekan dari “Cikar Dokar Motor”.
Seiring berjalannya waktu, Cidomo tidak hanya digunakan mengangkut padi atau hasil panen lainnya, tetapi juga dapat dimanfaatkan mengangkut dan mengantarkan penumpang padi. Hingga kini, alat transportasi khas Lombok ini masih menjadi sarana utama transportasi, khususnya pada daerah-daerah yang tidak dijangkau angkutan publik, dan daerah-daerah sentra ekonomi rakyat seperti pasar.
Menariknya, Cidomo pun juga menjadi alat transportasi unik pada saat acara adat merariq atau pernikahan. Pada perayaan adat tersebut, sang pengantin diarak keliling menggunakan Cidomo. Acara adat seperti inilah yang turut menarik perhatian wisatawan berkunjung ke Lombok.
Ещё видео!