Parman tertarik menjadi angkatan bersenjata dan ikut berjuang karena ingin mengabdi dan ikut mempertahankan NKRI dengan membela Negara Republik Indonesia dari penjajah. Pertama kali ditugaskan pengamanan Anggota IPAM (Intai Amphibi KKO AL) yang sedang mengankat (pengambilan) jenazah para pahlawan nasional dari sumur lubang buaya di daerah Pondok Gede Jakarta Timur pada tanggal 4 Oktober 1965 sampai selesai. Keesokan harinya Parman S beserta anggota pasukan Ton 1. Kompi L.Yon 8, diberangkatkan ke Jawa Tengah diangkut dengan kendaraan lapis baja/pansam (panser ampibhi), sampai disemarang tengah malam.
Besok harinya di tugaskan dalam operasi gerakan 30 S/PKI, patroli dilaksanakan mulai arah Semarang, pasukan berjalan kaki menyusuri rel kereta api sampai Ambarawa. Istirahat sebentar untuk makan siang dan terus dilanjutkan lagi sampai Desa Karang Pucung, Cidadap, Sidareja, Cinangsi, Cimanggu, terus hingga terakhir di pos Manjenang . Operasi ini dilakukan selama ± 2,5 bulan.
Dibulan November/Desember tahun 1965 di mutasi untuk diberangkatkan keperbatasan Kalimantan Utara yang kebetulan sebagai wilayah konflik. Saat ditugaskan keperbatasan Kalimantan utara yang saat itu masih bujang dan orang tua tidak tau jika dikirim tugas di daerah konflik. Hal yang paling tidak bisa dilupakan ketika sampai di pos perbatasan langsung disambut kota senjata/konfrontasi dengan tentara Diraja malaysia di Nunukan perbatasan Kalimantan Utara, tarakan, Nunukan dan sebatik selama ± 4 bulan pada tahun 1965-1966. Di Bulan maret tahun 1966 di mutasi ke Pulau Batam di Pos Duri Angkang, Nungsa dan Pulau Sumbu yang berhadapan langsung dengan Singapura, selama 11 Bulan.
dalam rangka memperingati peristiwa pertempuran di perbatasan semasa era operasi Dwikora. Dibuatkanlah monumen, pada tanggal 25 Desember tahun 1968. Monumen terbagi atas dua bagian, bagian bawah berbentuk segi lima, di sini tertulis keterangan nama-nama pahlawan/korban dalam operasi Dwikora dan bagian atas berupa tugu yang menjulang yang puncaknya berbentuk lidah api tunggal, melambangkan semangat dan perjuangan. Lokasi monumen terletak di persimpangan jalan utama pusat Kota Nunukan, tidak jauh dari lapangan utama di Kabupaten Nunukan, Provinsi Kalimantan Utara.
Gelar kehormatan yang dimiliki antara lain Penegak/ G 30 September, Wiradarma/Dwikora, Sapta Marga, Serangsus Kohut (Sekolah Perang Khusus Komando Hutan KKO AL) Kowilbar di wilayah Wayrate, pegunungan Bukit Barisan/lereng Gunung Tanggamus di Sumatera Selatan tahun 1968/1969, Pengabdian tugas 8 Tahun, dan terakhir gelar kehormatan Republik Indonesia Kementerian Pertahanan RI/Veteran.
Di masa purna tugas, banyak menganggur sambil menikmati hari tua dan momong anak cucu. Harapan untuk generasi muda, agar dapat melanjutkan perjuangan yang sudah dilakukan oleh pejuang terdahulu dalam menjaga keutuhan NKRI.
Parman tertarik menjadi angkatan bersenjata dan ikut berjuang karena ingin mengabdi dan ikut mempertahankan NKRI dengan membela Negara Republik Indonesia dari penjajah. Pertama kali ditugaskan pengamanan Anggota IPAM (Intai Amphibi KKO AL) yang sedang mengankat (pengambilan) jenazah para pahlawan nasional dari sumur lubang buaya di daerah Pondok Gede Jakarta Timur pada tanggal 4 Oktober 1965 sampai selesai. Keesokan harinya Parman S beserta anggota pasukan Ton 1. Kompi L.Yon 8, diberangkatkan ke Jawa Tengah diangkut dengan kendaraan lapis baja/pansam (panser ampibhi), sampai disemarang tengah malam.
Besok harinya di tugaskan dalam operasi gerakan 30 S/PKI, patroli dilaksanakan mulai arah Semarang, pasukan berjalan kaki menyusuri rel kereta api sampai Ambarawa. Istirahat sebentar untuk makan siang dan terus dilanjutkan lagi sampai Desa Karang Pucung, Cidadap, Sidareja, Cinangsi, Cimanggu, terus hingga terakhir di pos Manjenang . Operasi ini dilakukan selama ± 2,5 bulan. Dibulan November/Desember tahun 1965 di mutasi untuk diberangkatkan keperbatasan Kalimantan Utara yang kebetulan sebagai wilayah konflik. Saat ditugaskan keperbatasan Kalimantan utara yang saat itu masih bujang dan orang tua tidak tau jika dikirim tugas di daerah konflik.
Hal yang paling tidak bisa dilupakan ketika sampai di pos perbatasan langsung disambut kota senjata/konfrontasi dengan tentara Diraja malaysia di Nunukan perbatasan Kalimantan Utara, tarakan, Nunukan dan sebatik selama ± 4 bulan pada tahun 1965-1966. Di Bulan maret tahun 1966 di mutasi ke Pulau Batam di Pos Duri Angkang, Nungsa dan Pulau Sumbu yang berhadapan langsung dengan Singapura, selama 11 Bulan.
Gelar kehormatan yang dimiliki antara lain Penegak/ G 30 September, Wiradarma/Dwikora, Sapta Marga, Serangsus Kohut (Sekolah Perang Khusus Komando Hutan KKO AL) Kowilbar di wilayah Wayrate, pegunungan Bukit Barisan/lereng Gunung Tanggamus di Sumatera Selatan tahun 1968/1969, Pengabdian tugas 8 Tahun, dan terakhir gelar kehormatan Republik Indonesia Kementerian Pertahanan RI/Veteran.
#veteran
#veterans
Ещё видео!