Musikalisasi Puisi '' Sebuah Jaket Berlumur Darah '' karya Taufiq Ismail.
✔️ Mengingat Kembali pada Peristiwa 1966
Puisi ‘Sebuah Jaket Berlumur Darah’ di latar belakangi oleh peristiwa tahun 1966 dimana terjadi berbagai demonstrasi di kalangan mahasiswa dan pelajar di seluruh Indonesia yang menuntut tiga tuntutan rakyat (tritura) pada awal tahun 1966. Tuntutan itu terdiri dari (1) bubarkan PKI, (2) ritul kabinet Dwikora, dan (3) turunkan harga. Sajak-sajak yang ditulis merupakan sajak-sajak perlawanan terhadap tirani.
SEBUAH JAKET BERLUMUR DARAH
Oleh: Taufiq Ismail
Sebuah jaket berlumur darah
Kami semua telah menatapmu
Telah berbagi duka yang agung
Dalam kepedihan berahun-tahun
Sebuah sungai membatasi kita
Di bawah terik matahari Jakarta
Antara kebebasan dan penindasan
Berlapis senjata dan sangkur baja
Akan mundurkah kita sekarang
Seraya mengucapkan ‘Selamat tinggal perjuangan’
Berikrar setia kepada tirani
Dan mengenakan baju kebesaran sang pelayan?
Spanduk kumal itu, ya spanduk itu
Kami semua telah menatapmu
Dan di atas bangunan-bangunan
Menunduk bendera setengah tiang
Pesan itu telah sampai kemana-mana
Melalui kendaraan yang melintas
Abang-abang beca, kuli-kuli pelabuhan
teriakan-teriakan di atas bis kota, pawai-pawai perkasa
Prosesi jenazah ke pemakaman
Mereka berkata
Semuanya berkata
LANJUTKAN PERJUANGAN
1966
(Tirani dan Benteng, Yayasan Ananda, Jakarta, 1993)
Ещё видео!