sumber video: instagram
kisah Barong Kuring
.
.
Dari salah satu sudut Banjar Lumbuan, Susut, Bangli, ada rumah sederhana yg ditempati oleh 4 bersaudara yg kira2 umur 70 tahunan, meskipun terlihat sudah berkeluarga tapi sebenarnya 4 bersaudara ini tidak memiliki istri karena menjalini hidup nyukla brahmacari (tidak menikah seumur hidupnya)
.
Menurut cerita, dulu mereka bersaudara 5 orang. Di merajan mereka terdapat sungsungan berupa dua buah tapel rangda (hanya tapel). Lama berselang saudara mereka yg perempuan sudah menikah meninggalkan mereka berempat dan tak lama kedua orang tua mereka pun meninggal dunia. mereka pun berfikir keras untuk makan sehari-hari, apa lagi mereka harus menabung untuk mengabenkan kedua orang tua mereka.
.
Kemudian di suatu hari, entah mendapat wahyu dari sungsungan mereka meminta untuk di ajak keliling atau ngelawang keliling desa Lumbuan, lalu mereka berempat ngelawang di seputaran desa lumbuan, terutama setelah Budha Kliwon Dungulan, atau hari raya galungan. Dengan satu orang mundut sungsungan mereka, sambil memegang tedung. 1 orang menabuh kendang, dan dua orang lainya menabuh kempur sambil memukul kemong. Hanya itu yg mengiringi lelawangan mereka.
.
Pada awalnya mereka ngelawang ada warga yg menyapa dan mengisi canang mereka dengan uang, dan sampai sekarang mereka ngelawang tidak hanya di Lumbuan, tapi sampai ke luar desa yg lumayan jauh, dan tak jarang mereka menginap di pura dimana mereka bermalam dan tak jarang pula ada warga desa yg merasa iba, mereka memberikan sekedar makanan atau minuman ke pura tempat mereka menginap. Akhirnya sampai saat ini mereka mampu mengaben orang tua mereka dan tetap ngelawang sampai sekarang.
Ещё видео!