Gending Mecaru ini biasanya dipakai untuk mengiringi Upacara mecaru pada saat satu hari sebelum puncak Piodalan di Pura.
Caru merupakan kurban suci upacara yadnya yang bertujuan untuk keseimbangan para bhuta sebagai kekuatan bhuwana alit maupun bhuwana agung sebagaimana disebutkan dalam kanda pat butha sehingga dengan adanya keseimbangan tersebut berguna bagi kehidupan ini untuk memohon keseimbangan dan keharmonisan. Keseimbangan / keharmonisan yang dimaksud adalah terwujudnya Tri Hhita Karana yakni keseimbangan dan keharmonisan hubungan manusia dengan Tuhan (parahyangan), sesama manusia (pawongan), dan
dengan alam semesta (palemahan).
Struktur Gending Mecaru ini, pada dasarnya merupakan Gending Gilak. Gilak adalah suatu komposisi yang memiliki ukuran lagu pendek yang terdiri atas 8-32 ketukan dalam suatu gong atau satu putaran melody. Dalam struktur gending mecaru terdapat tiga bagian yaitu kawitan, penyalit dan pengecet. Pada bagian kawitan terdapat gending Gilak dengan melodi satu baris dalam satu gong yang berarti 8 ketukan dalam suatu gong atau putaran melodi dengan Tempo yang pelan (pengadeng). Pada bagian penyalit menggunakan gending Kale, Tabuh kale terdiri dari delapan ketukan yang hanya memainkan nada deng (3) serta setiap ketukan genap mendapat pukulan gong. Pada bagian pengecet, sama persis dengan kawitan yang menggunakan Gilak 8 ketukan dalam suatu gong hanya yang membedakan adalah melodi yang tidak sama dan temponya lebih cepat dari kawitan.
Ещё видео!