Ritual Virisi Muhammad (Piring Muhammad ) adalah salah satu ritual adat yang berhubungan dengan Kaum Wanita.
Acara Spritual" Piring Muhammad"
Pada Zaman Kesultanan Buton acara ini sering dilakukan.Ketika acara telah selesai seorang masyarakat adat Alfian mengatakan " Disini nama lingkungan Piring Muhammad/Uwe Dete, berada di Kelurahan Melai" ungkapnya.
Ia menambahkan ritual ini dulu dilakukan terakhir di masa Sultan ke 37 yaitu La Ode Muhammad Hamidi. Ritual ini hilang setelah Sultan Falihi, oleh sebab itu masyarakat adat Buton banyak yang tidak tahu.
Bahan acara adat ini diantaranya.
1. Sirih Pinang Lengkap
2. Ayam Putih Jantan
3. Bambu 3 Ruas yang telah di potong rapi untuk penyimpanan air.
4. Bambu 7 ruas yang telah di potong terpisah untuk air pencucian piring Muhammad
5. Payung
6. Galampa dari Bambu atau kayu untuk kegiatan ritual di darat.
7. Kepala Muda 3 Buah
8. Isi talang 5 buah lengkap.
9. Kain 17 meter warna hijau
10. kain 3 warna Merah, Putih, dan Kuning 17 meter untuk bagian dalam galampa.
11. kain 5 warna Merah, putih, hitam, kuning Biru.
12. Buku Kabanti Bolamalino
"Acara ritual ini biasanya saya dan adik saya lakukan bila akan memasuki bulan Ramadhan, karena ada hubungannya dengan rahasia kaum wanita" ungkapnya.
Rangakai yang sebenarnya kata Alfian, Keramat Batu Piring Muhammad harus dilaukan ketika air telah surut dan terlihat batu keramatnya, setelah itu akan di pasang bendera merah putih, baru setelah itu batu keramat dibersihkan dan di cuci sebanyak 3 kali, dari air keramat yang ada di sebelah batu piring Muhammad itu.
"Baru itu Batu Keramat piring Muhammad di cuci lagi dengan air 7 kali yang airnya diambil di bagian atas batu keramat piring Muhammad. Dan acara selanjutnya akan di Potong ayam putih laki- laki, yang darahnya di tiris menuju air keramat di tempat diambilnya air pencucian pertama untuk piring Muhammad." Jelasnya.
Setelah itu baru akan di lepas siri pinang untuk melihat tanda apa yang akan terjadi dari kode alam tersebut. Kata Alfian, selanjutnya, Di acara bagian darat akan di bacakan Kabanti Bolamalino, sebagai bentuk cara mengingat mati dari pesan para orang tua dulu yang di tulis menggunakan bahasa Wolio asli. Dimana isinya kita sebagai manusia harus lebih sering mengingat mati agar dalam perbuatan hidup selalu berbuat baik.
"Dalam ritual adat ini, biasanya air piring Muhammad di ambil sebelum matahari terbit dari timur, dan air itu dimandikan bagi wanita Buton yang baru selesai di pinggir. Agar nantinya bisa menjadi wanita dewasa yang berprilaku baik, dan berbahasa sopan dan santun kepada orang tuanya" jelasnya.
Dan untuk acara terakhir dalam ritual ini kata Alfian, dilakukan pembacaan doa untuk keselamatan bagi seluruh manusia khususnya bagi kaum wanita, agar dapat memahami diri dalam berprilaku kesehariannya. Dan tak lupa dalam pembacaan doa pun disertai dengan bakar dupa. Untuk para leluhur yang pernah hidup di tanah Buton.
Ещё видео!