JAKARTA, KOMPAS.TV - Tak cuma masyarakat, sudah hampir satu bulan Presiden Joko Widodo juga batuk-batuk, karena diduga ikut terdampak polusi.
Rapat terbatas kabinet pun digelar di Istana Merdeka, Jakarta, untuk membahas solusi dari buruknya kualitas udara di Jabodetabek yang jadi sorotan dunia.
Rapat ini juga dihadiri oleh Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, dan Penjabat Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono.
Sejumlah solusi jangka pendek hingga jangka panjang dibahas.
Mulai dari tegas meningkatkan uji emisi kendaraan bermotor, memperbanyak ruang terbuka hijau, hingga mendorong penggunaan transportasi umum berbasis listrik.
Presiden juga menganjurkan kebijakan bekerja dari rumah, alias Work From Home kembali diterapkan, terutama bagi pekerja di DKI Jakarta.
Penjabat Gubernur Dki Jakarta, Heru Budi Hartono pun, langsung menerapkan kebijakan WFH untuk ASN Pemprov DKI Jakarta, mulai September 2023.
Heru juga meminta agar kementerian lain bisa menerapkan kebijakan serupa.
Presiden menyebut, kualitas udara yang buruk akhir-akhir ini disebabkan oleh kemarau panjang 3 bulan terakhir, pembuangan emisi transportasi, aktivitas industri di Jabodetabek, terutama yang menggunakan batubara.
Baca Juga Simak Sebelum Terlambat! Polusi Udara Sebabkan ISPA, Begini Cara Mencegahnya Menurut Kemenkes di [ Ссылка ]
Sempat mengemuka, isu polusi yang bersumber dari pembangkit listrik tenaga uap, PLTU berbahan bakar batubara, ditepis Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya Bakar.
Sistem empat penumpang dalam satu mobil atau 4 in 1, juga menjadi salah satu opsi mengurangi polusi, yang tengah dimatangkan Kementerian Perhubungan.
Apa pun solusi yang diambil, yang jelas kualitas udara di Jabodetabek sekarang sedang tidak sehat.
Masyarakat harus menjaga pola hidup sehat, dan tetap memakai masker, terutama saat berada di luar ruangan.
Menekan polusi udara, sejatinya merupakan tanggung jawab bersama.
Hal yang paling mudah, dimulai dengan menggunakan transportasi umum.
Artikel ini bisa dilihat di : [ Ссылка ]
